Promosi Online Pertama

Promosi Online Pertama
PromotionCamp merupakan perusahaan promosi Online pertama di Indonesia.

Selasa, 30 November 2010

PENYAIR WIKO ANTONI: Luncurkan antologi puisi 'Harimau Tabir"

PENYAIR WIKO ANTONI:
Personal Romantik ‘Harimau Tabir’ Siapa Pergi-Siapa Pulang

Oleh: Sulaiman Juned *)



            Sebuah personal jiwa yang romantis, religiusitas, dan humanisme, serta mengkritisi kehidupan. Wiko memang semenjak saya mengenalnya tahun 1997 di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padangpanjang, yang berubah status menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Mengenal puisinya-naskah lakonnya ada gejolak jiwa yang berangkat dari realitas sosial menjadi realitas sastra. Apalagi ketika menyaksikan Wiko membaca puisi karya terbarunya, ia marah-marah dengan ekspresif yang menggoda. Saya melihat anak ini (Wiko Antoni) memiliki personal yang romantis, namun tidak terarah saja.
            Lebih dekat, ketika Wiko Antoni merapat di Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang. Mulailah mentalitas  religiusitas, dan humanisme, serta politis mulai terasah. Ada reka kejiwaan yang terbangun dalam permainan musikalitas terhadap diksi dari keseluruhan puisi-puisinya. Ada estetika-etika, dan logika muncul  dalam kebenaran. Pengalaman langsung inilah yang dipaparkan Wiko dalam puisi-puisinya.
            Setelah sekian waktu ’mengembara’ bersama di Komunitas Seni Kuflet, ada kecerdasan menguak ruang pikir. Ini tercermin lewat latihan berpikir yang terus dikelola  sehingga sesuatu dapat diamati dengan menggunakan rasa. Pancaran kebenaran yang diolah lewat diksi menjadi larik. Larik menjadi bait, maka jadilah puisi, proses ketajaman kata hati  dalam menangkap isyarat semakin melihat diri-lingkungan-Tuhan.
            Wiko, sangat kaya dengan pengalaman empirik yang akhirnya diwujudkan dalam kata, lambang, dan simbol. Wiko sebagai penyair kali ini menyaksikan realitas sosial yang tumbuh dilingkungannya-lalu dikorelasikan  dengan kontemplasi (Perenungan) jiwanya. Kekayaan daya ungkap inilah yang dikongkritkan dalam pengungkapan angan. Kekayaan berpikir lewat kekayaan batin  yang dia tangkap melalui penghayatan puitik. Sebuah perkembangan yang jauh berbeda dari masa lalu- ke masa kini. Ada kebaruan menarik  nan memikat dalam ide dan pengucapan yang ingin disampaikan secara menarik. Inilah yang membuat puisi-puisi Wiko kini-berada dalam ruang publik dirinya-menjadi realitas publik pembaca bernilai tinggi.
            Puisi Wiko Antoni secara keseluruhan memang telah memberi daya tarik yang hebat. Puisinya memiliki bunyi euphony (bunyi indah) terhadap persajakan, dan irama yang menyenangkan. Juga melakukan pemamfaatan gaya bahasa biasa (struktur normatif). Selain itu, puisinya menjangkau ke depan dan memancing keingintahuan pembaca. Puisi yang menarik harus memiliki bunyi orkestrasi  terhadap penciptaan kepuitisan. Coba saja kita nikmati puisinya yang berjudul Wessy //tutup diarimu, lihat wajahku/ disana, bak cermin retak seribu.// Kita penyair, di serang api hidup/ menangisi abu ditunggu/ nan tak jelas bila nyala// Betapa puisi ini laksana buah ditutupi daun, jika sang daun ditiup angin-barulah terlihat buahnya; ranum-mengkal ataukah busuk. Memang begitulah seharusnya puisi. Puisi memang harus menyampaikan sesuatu lebih banyak  dari apa yang sedang dipikirkan oleh seorang penyairnya. Wiko Antoni sebagai penyair ingin berbagi cerita kepada Wessy, bahwa hidup bukan permainan tetapi harus dilakoni, dijalani, dalam hidup ada sepi, luka, kehancuran, kemarahan, kekecewaan harus ditelan sendiri. Wiko mengajak pembaca berpikir agar mampu pergi, sekaligus pulang. Pergi dan pulang atawa pulang dan pergi tetap saja dirinya terlihat dalam puisi-puisinya. Bravo! Teruslah menulis anakku-adikku-saudaraku yang sekaligus sahabatnya.

*) Penulis adalah penyair, esais, kolumnis, dramawan, sutradara teater, dan dosen  Jurusan Teater ISI Padangpanjang, serta Pendiri/Penasehat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, Sumatera Barat.

**) Makalah ini dibacakan dalam bedah buku  biografi ”Sulaiman Juned Terus Berkarya” dan Antologi Puisi ”Harimau Tabir” Penulis Wiko Antoni yang dilaksanakan Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang pada tanggal 21 November 2010 di Aula STAI Padangpanjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar