Promosi Online Pertama

Promosi Online Pertama
PromotionCamp merupakan perusahaan promosi Online pertama di Indonesia.

Kamis, 28 Oktober 2010

5 Besar KLA 2010


Salam sastra…

Para praktisi, akademisi, dan penyuka sastra Indonesia, yang terhormat.
Berikut kami sampaikan hasil penjurian tahap 5 besar (shortlist) anugerah sastra Khatulistiwa Literary Award ke-10, 2010, yang tersusun secara acak:


Kategori Prosa:

  1. Rahasia Selma (kumcer), karya Linda Christanty, GPU, April 2010  
  2. Kekasih Marionette (kumcer), karya Dewi Ria Utari, GPU, Juli 2009  
  3. 9 dari Nadira (kumcer), karya Leila. S Chudori, KPG, Oktober 2009  
  4. Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia (kumcer), karya Agus Noor,  Bentang Februari 2010 
  5. Klop ( kumcer), karya Putu Wijaya, Bentang, Mei 2010                         

Kategori Puisi:
  1. Buwun, karya Mardi Luhung, Pustaka Pujangga, Februari 2010                       
  2. Penyeret Babi, karya  Inggrit  Putria Marga, Anahata, Januari 2010 
  3. Konde Penyair Han, karya Hanna Fransisca, Katakita, Mei 2010 
  4. Sejumlah Perkutut buat Bapak, karya Gunawan Maryanto, Omahsore, Mei 2010 
  5. Tersebab Aku Melayu, karya Taufik Ikram Jamil, Yayasan Pustaka Riau, Juni 2010

Kepada para nominator yang tercantum di atas, diharapkan segera mengirimkan biodata singkat dan softcopy sampul buku masing-masing (resolusi 300-350 Dpi) ke email: noesardi@yahoo.com (cc hulutualang@gmail.com), selambat-lambatnya tanggal 1 November 2010. Malam anugerah pemenang KLA 2010 akan diselenggarakan pada akhir  November 2010  di atrium Plaza Senayan, Jakarta. Semua nominator sangat diharapkan kehadirannya. Atas perhatian dan apresiasinya, kami ucapkan terimakasih.



Jakarta, 27 Oktober 2010

Panitia KLA 2010    

sumber: www.khatulistiwaliteraryaward.worpress.com            

Selasa, 26 Oktober 2010

Parade Penulis Cilik Bersama Asma Nadia

Gratis & Banjir Hadiah

Waktu
29 Oktober · 16:00 - 18:00

TempatGramedia Metropolitan Bekasi

Dibuat oleh:

Info SelengkapnyaGratis & Banjir Hadiah
Dapatkan kiat-kiat menulis dari pengarang-pengarang cilik best seller, juga semangat mereka menulis.

Jumat 29 oktober di Gramedia Metropolitan Bekasi Pukul 16:00 - 18:00

Tanya jawab dengan penulis cilik.
Ya, di sesi ini kamu akan bertemu dengan beberapa pengarang cilik seperti Putri Salsa, penulis KKPK best seller (My Candy, Cool Skool, Best Friends Forever, dan Adam Putra Firdaus, Raihana Aabida Penulis buku My Lovely Roomies (salah satu peserta workshop yg kami adakan) mungkin juga dengan Abdurahman Faiz*

Kalau mereka bisa, kamu juga dong...

Tlatah Bocah Muntilan membutuhkan dukungan anda

Kawan-kawan kecil Merapi yang sering bermain bersama dalam Tlatah Bocah saat ini banyak yang mengungsi. Keadaan yang begitu cepat pada saat evakuasi tidak sempat untuk membawa perlengkapan/peralatan sehari-hari.

Tempat-tempat pengungsian adalah sebuah tempat yang secara mendadak digunakan oleh ratusan orang (dalam satu lokasi) dengan berbagai keterbatasan air, tempat bersih2, dan kebanyakan bersifat terbuka (bukan kamar-kamar nyaman)

Ketegangan, kekhawatiran, dan keterbatasan yang ada membuat mereka membutuhkan dukungan kita semua.

Donasi untuk pengungsi merapi wilayah dukuh magelang dapat disalurkan sesuai kebutuhan:

Logistik, Alas, Tenda, dll
=> kebutuhan dasar
hub purnomo 085878260642

Alat Permainan, Buku-buku
=> kebutuhan psikososial
hub: Gunawan 085743420558

twitter: @tlatahbocah
email: tlatahbocah@gmail.com

sekretariat:
RUMAH PELANGI
Jl. Talun km 1,
Dusun Patosan - Desa Sedayu
Muntilan 5612

Sumber:  Forum Indonesia Membaca

Lomba Cerpen BWS 2010

Hadiah utama: wisata menulis ke singapore

BWS (Bookfrenz Writing School) kembali menantang Anda mengeksplorasi bakat menulis.

Kali ini dengan tema cerita cinta yang terinspirasi dari kisah nyata.

SYARAT UMUM LOMBA CERPEN:

• Peserta adalah Warga Negara Indonesia, tidak dibatasi umur.
• Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik & benar.
• Naskah harus asli karya sendiri, bukan jiplakan atau terjemahan.
• Tema: cinta yang terinspirasi dari kisah nyata (setting bebas namun setting luar negeri akan lebih disukai).
• Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak maupun elektronik & online, dan tidak sedang diikutsertakan lomba lain.
• Peserta boleh mengirimkan maksimum 3 (tiga) naskah terbaiknya.
• Hak untuk menerbitkan dalam bentuk buku dan menyiarkannya di media online ada pada BWS. Redaksi panitia berhak mengganti judul dan menyunting tanpa mengubah isi.
• Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat dalam buku kumpulan kisah cinta yang disusun BWS. Penulis akan mendapat honor sesuai standar BWS.
• Keputusan juri tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.


SYARAT KHUSUS LOMBA CERPEN:
• Diketik dengan komputer di atas kertas A4 dengan jarak 1.5 spasi. Font Verdana ukuran 11.
• Panjang naskah 5 – 8 halaman, dan dikirim dalam bentuk soft copy atau hard copy (boleh pilih salah satu).
• Soft copy dikirim via email ke: bookfrenz@yahoo.com (contact person: Hyla Lia Zakia). Subject: Lomba Cerpen BWS 2010
• Hard copy dikirim via pos ke:Leaderkids,Jl Nusantara Raya no 161 Kota Depok 16432
• Naskah wajib dilampiri formulir (silakan download di sini). Naskah yang tidak lengkap tidak akan diproses.
• Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2010.
• Pemenang akan diumumkan paling lambat 31 Januari 2011 di blog ini.
• Karya pemenang utama akan dimuat dalam blog ini sehingga bisa menjadi acuan untuk lomba tahun-tahun berikutnya.

HADIAH LOMBA CERPEN
Pemenang 1 : Wisata menulis ke Singapore bersama tim BWS*

Pemenang 2,3,4 & 5 : Uang tunai @ Rp 500.000 + paket buku menarik** dari BWS

*termasuk tiket pp Jakarta-Singapore dan akomodasi selama perjalanan (hotel, makan, tiket masuk wahana wisata dsb). Paspor ditanggung sendiri oleh pemenang.

**paket buku berupa:novel hasil karya siswa-siswa BWS yang diterbitkan penerbit Bestari, buku2 karya Elie Mulyadi yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, buku-buku impor dari para penulis bestselling dunia.

SAYEMBARA KARYA TULIS “MENUJU PERPUSTAKAAN NASIONAL IDEAL”

SAYEMBARA KARYA TULIS “MENUJU PERPUSTAKAAN NASIONAL IDEAL”
Deadline:  13 November 2010

JUDUL SAYEMBARA
Sayembara ini berjudul:  “MENUJU PERPUSTAKAAN NASIONAL IDEAL”

PENYELENGGARA
Penyelenggara sayembara ini adalah Biro Umum Perpustakaan Nasional, beralamat di Jalan Wolter Monginsidi No.64-A Lantai 3Kebayoran Baru – Jakarta SelatanWebsite: www.sayembaraperpusnas.com

KATEGORI SAYEMBARA
Sayembara ini bersifat terbuka, dan berskala nasional.

PESERTA SAYEMBARA
Peserta sayembara ini adalah mahasiswa dan umum.Panitia Pelaksana, Anggota Juri, Promotor, dan unsur-unsur yang terkait dengan mereka tidak diperkenankan mengikuti sayembara ini.

JADWAL
Pengumuman: 01 November 2010
Pendaftaran & Pengambilan Dokumen: 01-13 November 2010
Pemasukan Karya: 27  November 2010
Penjurian: 30 November2010
Pengumuman Pemenang: 05 Desember 2010

JURI
  1. Dr. Sinansari ecip
  2. Asrori S. Karni, S.Ag, M.Hum.
  3. Wakil dari Perpustakaan Nasional*
*Dalam konfirmasi

HADIAH
 Hadiah total sejumlah Rp. 30,000,000,- akan diberikan kepada para pemenang, dengan rincian sebagai berikut:

Kategori Peserta Mahasiswa:
Pemenang Pertama        Rp. 5,000,000,-
Pemenang Ke Dua         Rp. 3,000,000,-
Pemenang Ke Tiga        Rp. 2,000,000,- 

Kategori Umum:
Pemenang Pertama       Rp. 10,000,000,-
Pemenang Ke Dua        Rp. 6,000,000,-
Pemenang Ke Tiga        Rp. 4,000,000,-

HAK CIPTA
Hak cipta karya tulis para peserta sayembara tetap menjadi milik mereka.Materi para pemenang sayembara, dilain pihak, menjadi milik Perpustakaan Nasional.Pihak Perpustakaan Nasional berhak menggandakan karya para peserta sayembara tersebut untuk keperluan publikasi tanpa harus meminta izin kepada yang bersangkutan.

Panitia Pelaksana Sayembara bertanggungjawab atas penyimpanan materi para peserta sayembara selama satu minggu.  Setelah itu materi tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab para peserta apabila tidak diambil.

ALAMAT PANITIA PENYELENGGARA
PANITIA PENYELENGGARA SAYEMBARA KARYA TULIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
Jalan Wolter Monginsidi No.64-A Lantai 3 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan
Website: www.sayembaraperpusnas.com

PENDAFTARANPendaftaran dapat dilakukan di alamat Panitia Penyelenggara Sayembara sesuai jadwal, dari pukul 10.00-15.00 WIB, atau melalui Website dengan mendownload formulirnya pada menu “Download“. Pendaftaran sayembara ini tidak dikenai biaya.

SYARAT PEMASUKAN KARYAPara peserta diminta menyajikan karya tulisnya dalam kertas putih berukuran A 4Karya tulis harus diketik dalam spasi tunggal, font Arial 12Karya tulis dikirim ke Website Panitia Penyelenggaran, minimal dalam program komputer MS Words 2003.

Senin, 25 Oktober 2010

Pentas Pantun Cinta Nusantara (PPCN)

Waktu
30 Oktober · 8:00 - 17:00

TempatPlaza Sekolah Global Mandiri – Legenda Wisata Cibubur
Jln. Trans Yogi KM 6 Jakarta Timur
Jakarta, Indonesia

Dibuat oleh:

Info Selengkapnya
HADIRILAH,
BERPARTISIPASILAH!!!

UNTUK YANG PERTAMAKALINYA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA:

...PENTAS PANTUN BUDAYA RAYA
DALAM PANTUN ADA SENI
DALAM PANTUN ADA RELIGI
DALAM PANTUN ADA PEDAGOGI
DALAM PANTUN ADA KOMUNIKASI
DALAM PANTUN ADA PENGETAHUAN
DALAM PANTUN ADA SASTRA
DALAM PANTUN ADA MORAL
DALAM PANTUN ADA B UDAYA
PANTUN, BAGIAN INTEGRAL BUDAYA BANGSA

ACARA: PEMBACAAN PANTUN UNTUK REKOR MURI
MUSIKALISASI PANTUN
DRAMATISASI PANTUN
MONOLOG BERPANTUN
ORASI BUDAYA PANTUN
BAZAR BUKU SENI DAN BUDAYA, ILMU DAN PENDIDIKAN
Penampil Terbaik Grup dan Individu memperoleh PIALA NUSANTARA JAYA dari Menbudpar RI dan Hadiah dari Sponsor

Digelar pada:
Hari/Tanggal: Sabtu, 30 Oktober 2010, Pukul 08.00-17.00 WIB
Di Plaza Sekolah Global Mandiri – Legenda Wisata Cibubur
Jln. Trans Yogi KM 6 Jakarta Timur

Penyelenggara:
Sekolah Global Mandiri
Rayakultura

Sponsor:
Air Mancur
Rohto

Pendaftaran melalui e-mail: rayakultura@gmail.com atau langsung ke Sekolah Global Mandiri, hubungi Miss Tina atau Miss Maria telepon (021) 82498866/82496200

Para peserta harus mengisi formulir pendaftaran PPCN.

Formulir Pendaflaran dapat di download melalui:
https://docs.google.com/fileview?id=0BzPX1ZZkTLmYNzRiZjVjYjEtNzEyOC00ODk4LTllY2ItMjMzMzE5Y2Q3ZTdm&hl=in
atau:
http://docs.google.com/leaf?id=0BzPX1ZZkTLmYNDBjZDEwZDUtYmRkNi00N2M0LWIxZmMtOWNkOWVhMmI2NjE5&hl=in&authkey=CO-X_7YP

Catatan Penting Bagi Peserta:
1.Pakaian bebas dan rapi atau Busana Daerah/Bineka Tunggal Ika disesuaikan dengan tema pantun yang dipentaskan
2.Pentas Grup minimal 10 orang, maksimal 15 orang, durasi pentas maksimal 8 (delapan) menit
3.Pentas individu, durasi pentas maksimal 5 (lima) menit
4.Pantun ciptaan peserta dapat dipentaskan atas persetujuan panitia
5.Uang Pendaftaran Rp 15.000,- per orang. Pembayaran langsung diserahkan pada waktu mendaftar atau ditransfer ke: Bank Mandiri Cab. Thamrin Rek. No. 1030003011109 a/n Perkumpulan Dian Bangsa
6.Seluruh peserta mendapat pantun (jika diperlukan), minuman dan Piagam PPCN
7.Penampil terbaik memperoleh PIALA NUSANTARA JAYA dan Hadiah dari para Sponsor
8.Jadual pentas diatur oleh Panitia
9.Jenis Pentas: Pantun Berbalas, Musikalisasi, Gerak dan Tari, Dramatisasi, Monolog dan Orasi (Pilih satu salah)
10.Bawa kemasan/bungkus VIDORAN dan ZEVIT C akan ditukar hadiah menarik

INDONESIA PATUT BANGGA !!!!!

oleh Awaluddin Madjid pada 25 Oktober 2010 jam 19:17
 
Dominic pada penyerahan Guiness World Record
 
Pada tanggal 25 Oktober 2010, di Palembang pada acara penyerahan Pemecahan Rekord Super Brilliance Kids,  yang merupakan ajang DAYA INGAT KEKUATAN, anak Indonesia,  Dominic Brian, anak tunggal pasangan Gidion Hindarto dan Debora memecahkan rekor dunia dalam kecerdasan mengingat 216 angka dengan cepat, dalam satu menit, sehingga tercatat di Guinness World Record, apa yang dilakukan oleh Dominic merupakan yang kedua yang dilakukan olehnya yang tentunya juga memecahkan Guinness World Record, bertepatan pada  17 Agustus 2009 lalu, pada saat itu baru mencapai 76 digit angka, dalam satu menit.

Sebelumnya  juga telah dipecahkan Rekord software pada tingkat Asia Pacifik  yang diadakan  oleh APCTA ( Asia Pacific ICT Alliance Awards ) oleh  Fahma waluya dan adiknya Hania Pracika di Malaysia. Rupanya Indonesia mempunyai bakat - bakat yang luar biasa dalam INTELLECTUAL INTELLIGENCE hal itu ditunjukkan oleh anak - anak kita terlebih ketika tercata di lembaga yang sangat prestisius seperti Guiness Record, belum lagi pada Olimpiade Ilmu Pengetahuan di mana anak - anak kita, anak  Indonesia sudah menjadi langganan untuk meraih emas.

Ada tradisi yang ada, bagi para kampium anak - anak Indonesia ini, bahwa mereka menjadi manusia yang mempunyai prestasi luar biasa didasarkan tradisi yang dilakukan oleh orang tuanya, seperti Fahma dan Dominic, dan itu memunculkan fameo bisa karena biasa yang telah diciptakan lingkungannya.
Mubyarto Institue telah mempublikasikan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang hebat pada tahun 2040, riset yang dilakukan oleh lembaga - lembaga yang mumpuni merujuk pada apa yang dimiliki oleh Indonesia sehingga Indonesia akan mampu sejajar dengan negara Jepang dan negara - negara maju lainnya, apa yang dilakukan oleh Mubyarto Institute merujuk pada sumber daya alam yang ada di Indonesia, berdasarkan sumber daya wilayah yang terdiri dari sumber daya alam itu sendiri, sumber daya manusia, sumber daya ekonomi dan sumber daya tehnologi, apa yang dirilis oleh Mubyarto Institute memperkuat perkiraan tersebut, dan ini semakin nyata dengan adanya prestasi anak - anak Indonesia yang sangat prestisius  yang merupakan sumber potensial bagi peningkatan kualitas bangsa ini.

Tiga puluh tahun dari saat ini, yaitu tahun 2040 terlalu lama, hal ini bisa dipercepat dengan adanya perhatian pemerintah dalam pembinaan berkelanjutan dalam hal edukasi dan itu sudah dibuktikan oleh anak - anak Indonesia, maka diperlukan lembaga khusus yang merupakan persiapan dari perencanaan masa depan INDONESIA YANG HEBAT PADA TINGKAT GLOBAL. Dari keempat komponen yang ada, apakah sumber daya alam, sumber daya manusia, ekonomi dan tehnologi, sumber daya manusialah yang utama dan pertama untuk menggerakan dan menghasilkan sumber daya alam, sumber daya ekonomi dan sumber daya tehnologi untuk menjadikan INDONESIA NO SATU DI TINGKAT GLOBAL, DAN SAYA YAKIN ITU BISA KETIKA ADA KEMAUAN UNTUK MEWUJUDKANNYA, KARENA KEMAUAN MELAHIRKAN KEMAMPUAN DAN INDONESIA BISA.

Kenapa saya katakan bisa, dimana Indonesia bisa sejajar dengan Jepang dan negara maju lainnya sudah menjadi keharusan, karena dengan apa yang sudah dilakukan dan dibuktikan oleh anak - anak kita  ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kelas THE WORLDWIDE VISION  yang saya sebut VISIONER yang tidak bisa dilakukan oleh Singapura, Malaysia,Thailand dan gilanya hal ini nyata,pertanyaannya KENAPA SANG VISIONER BISA DAN MAMPU, KARENA MEMPUNYAI KEMAUAN UNTUK BELAJAR, KEMAUAN UNTUK MENCOBA,KEMAUAN UNTUK MENGAMBIL RESIKO,YANG PALING MENAKJUBKAN BAHWA SANG VISIONER MEMPUNYAI PANDANGAN KEDEPAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA BAHWA KAMI TIDAK AKAN BERGANTUNG PADA ASING,KALAU BISA MEREKA YANG BERGANTUNG PADA KAMI. APA YANG MEREKA LAKUKAN AKHIRNYA MELAHIRKAN KEMAMPUAN YANG MUMPUNI.Bagaimana  kita mewujudkannya , bentuk saja KIAT KITA ( KOMUNIKASI INTERAKTIF AKTUAL TERPADU KEMAMPUAN INDONESIA UNTUK TANAH AIR ) . KIAT KITA adalah pola,tatacara, strategi yang merujuk pada apa yang Indonesia miliki,   untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia Mampu yang merujuk pada apa yang dinamakan SATU BAHASA, SATU BANGSA, SATU TANAH AIR, SATU KEMAUAN,SATU TUJUAN,SATU KEMAMPUAN YANG MENJUNJUNG TINGGI HARKAT KEBANGSAAN. INDONESIA BISA,INDONESIA MAMPU, INDONESIA JAYA itu saya yakini dengan AMALUL YAKIN,maka apa yang sudah ada dan kita miliki jangan lagi di mundurkan dengan ketidak yakinan bahwa KITA ADALAH BANGSA YANG BESAR KUNCINYA ADALAH KEMAUAN, KARENA TUHAN SUDAH MENJANJIKAN BAHWA TUHAN TIDAK AKAN MENGUBAH SATU KAUM ATAU BANGSA KALAU KAUM (BANGSA) TIDAK MAU MENGUBAHNYA.

Proyek Buku Keroyokan (Antologi) Cerita Motivasi

oleh Bang Anas pada 25 Oktober 2010 jam 4:49
"sukses besar adalah rangkaian sukses yang kecil-kecil"

PERHATIAN : INI BUKAN LOMBA,

tetapi rencana proyek buku dengan Judul Buku nanti
  • "Kisah Sukses Mini, Untuk Motivasi Maxi"
  • "Kisah Prestasi Kecil, Untuk Motivasi
assalamualaikum wrwb,
saya mengajak sobat flp (forum lingkar pena) di seluruh dunia dan sobat umum (bukan member flp) untuk menuliskan kisah nyata cerita kesuksesan kecil namun berkesan di hati sehingga bisa memotivasi,
mudah-mudahan dengan menjadi buku akan banyak memotivasi diri dan orang banyak yang mebacanya.

Syarat dan Tema:
  1. Naskah berbasis kisah nyata
  2. Naskah Asli karya sendiri (Ejaan utama ejaan EYD, boleh sidikit disusupi bahasa daerah, bahasa gaul yang harus dijelaskan)
  3. naskah belum pernah dipubilkasi di media cetak komersial nasional dan/atau daerah)
  4. Naskah boleh bersumber dari publikasi  blog pribadi seperti: multiply,  blogspot atau note/catatan FB (harap diedit dg kata indah dan ejaan EYD, AGAR BERPELUANG BESAR LOLOS KE PENERBIT)
  5. Tema Cerita Kesuksesan kecil, antara lain di bidang prestasi sekolah, pekerjaan, cinta, pernikahan dan/atau keluarga
  6. Naskah bisa dari Pengalaman diri sendiri atau orang lain, bila pengalaman orang lain nama tokoh dan tempat harus disamarkan untuk menjaga privasi.

adapun hal teknisnya
  • 1. Ketik dalam MS Word, minimal 3 halaman A4
  • 2. font: times new roman, ukuran 12,
  • 3. spasi: 1.5
  • 4. Kirim ke:   ideanas@yahoo.com     subject: Motivasi
  • KIRIM DENGAN FILE ATTACHMENT/LAMPIRKAN FILE,  WORD .DOC (JANGAN DI BODY EMAIL)
SERTAKAN BIODATA SINGKAT
CONTOH
Bang Udin, lahir di Jakarta, 17 Mei 1983, dipanggil BANG oleh murid-murid karena bekerja di Lembaga sWADAYA, Gemar membaca dan menulis sejak SMP. Saat ini ia tinggal di Boyzonk Gay Day II. Jl. Gandaria III Boyzonk Gay Day Tengah Boyzonk Gay Day 17411. Karyanya antara lain “Jaka ” (Self Publishing).  Penulis bisa dihubungi via
Email : ideUdin@yahoo.com
Webblog: http://ayahara.cybermq.com/

  • 5. Batas waktu 17-nov-2010

insya ALLAH bila naskah selesai terkumpul minimal 100 halaman, maka naskah akan sy kirim ke
  • penerbit gema insani press
  • atau penerbit lingkar pena publishing

rencana Judul Buku nanti
  • "Kisah Sukses Mini, Untuk Motivasi Maxi"
  • "Kisah Prestasi Kecil, Untuk Motivasi "

demikian
atas perhatian n keikutsertaannya sy ucapkan terima kasih
wassalamualaykum wr wb

Anas
(staff humas flp depok)


SEKILAS INFO
PEREKRUTAN ANGGOTA BARU FLP  klik
http://www.facebook.com/note.php?note_id=454185548928&id=1243490363&ref=mf

Untuk Motivasi semangat berbagi ilmu lewat dunia penulisan klik

7 cara-menulis-yang-menarikhttp://www.ayahara.cybermq.com/post/detail/1879/7-cara-menulis-yang-menarik

...penulis-penyair-please-de-jgn-lebayhttp://www.ayahara.cybermq.com/post/detail/5197/penulis-penyair-please-de-jgn-lebaykonsep menulis-buku-larishttp://www.ayahara.cybermq.com/post/detail/5441/menulis-buku-laris

/penulis-hebat-biasanya-pemalu-awalnyahttp://www.ayahara.cybermq.com/post/detail/8873/penulis-hebat-biasanya-pemalu-awalnya

menulis-salah-satu-cara-menambah-panjang-umurhttp://www.ayahara.cybermq.com/post/detail/596/menulis-salah-satu-cara-menambah-panjang-umur
Daftar isi (sampai 23 okt 2010)
sementara (BISA BERUBAH)
sudah masuk halaman 34
siapa mau nambah?
CONTOH proyek BUKU KEROYOKAN
http://www.facebook.com/note.php?note_id=446576801859


HALAMAN 2
konsepnya, di setiap sebelum halaman cerita , diawali halaman berisi terjemah ayat dan hadits yg bisa nyambung, alias kesimpulanl dari hikmah cerita nyata tsb

HALAMAN 3 masih edit

untuk bbrp orang penulis yang lain , karyanya sedang dibaca satu persatu, harap sabar
RANCANGAN ISI (SEMENTARA)
MASIH BISA BERUBAH
SIAPA MAU NAMBAH?

Minggu, 24 Oktober 2010

LOMBA CIPTA PUISI KPS

Lomba Cipta Puisi Komunitas Pena Santri   “Waktu, usia dan perjalanan hidup manusia”

Mungkin pada suatu waktu, kita pernah tercengang menyadari  ternyata saat ini kita telah beranjak dewasa, telah “ber-usia”, padahal baru terasa kemarin bermain petak umpet, jungkit dll.
So… untuk memaknai  setiap guliran waktu, tambahan usia, dan perjalanan hidup, Komunitas Pena Santri  (KPS) mengajak sahabat pena sekalian untuk menuliskannya dalam bentuk puisi. Untuk selanjutnya diikutkan dalam Lomba cipta puisi KPS  bertema “Waktu, usia dan perjalanan hidup manusia”
Berikut ketentuan lombanya:
  1. Puisi ditulis dalam bahasa indonesia,  judul bebas dengan tetap mengacu pada tema
  2. Jumlah kata tidak lebih dari 100 kata (termasuk judul)
  3. Puisi dikirim ke email pena.santri@gmail.com dengan format Attachment, disertai biografi deskriptif dan alamat rumah lengkap
  4. Lomba berlangsung dari tanggal 25 Oktober 2010 sampai 15 November  2010
  5. Setiap peserta hanya berhak mengirimkan satu karya terbaik
  6. Setiap peserta wajib bergabung di grup FB Komunitas Pena Santri
  7. Puisi yang dikirim wajib di posting di note FB masing-masing, men-tag  pena santri dan 15 teman lainnya
  8. Menyalin kata-kata berikut  –dalam kurung- di bawah puisi yang di posting di note FB :      (puisi ini diikutkan dalam lomba cipta puisi KPS “Waktu, usia dan perjalanan hidup manusia”,  info dan ketentuan lomba klik disini  www.pena-santri.blogspot.com )
  9. Naskah yang dikirim menjadi milik panitia, keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
  10. Pengumunan pemenang di  www.pena-santri.blogspot.com  tanggal 25 November 2010 (bisa saja diundur tergantung jumlah peserta dan kesibukan dewan juri)

Sebagai ucapan terimakasih, berikut sedikit kenang-kenagan dari kami,
Hadiah
  1. Juara satu, mendapatkan Kumcer Annida “Sebuah Kata Rahasia” SMG Publishing
  2. Juara dua, mendapatkan  Novel  Akhi Dirman Al-amin, “Sebab Cinta Tak Harus Berkata” Genta Press
  3. Juara tiga (favorit) mendapatkan buku terbitan Hitam Putih Publisher

Besar harapan kami, semoga ada penerbit yang berkenan menerbitkan karya-karya ini, amin


Lampiran
Yang belum tergabung,  berikut Grup FB KPS : http://www.facebook.com/group.php?gid=237432105401
Akun FB pena santri http://www.facebook.com/profile.php?id=100000760083208

Salam pena, ditunggu partisipasinya

Bagi yang peduli dan berkenan silakan copas dan share pengumuman ini, terimakasih.

copas dari FB: Pena Santri

Puisi di Gapura Candi Wringin Lawang

Sebuah Pengantar Buku Antologi Puisi Bulan Purnama Majapahit 2010


“Ia tidak menulis untuk dibaca tetapi untuk didengar; ia tidak menghidangkan teka-teki, tetapi menulis untuk dimengerti”
( A. Teeuw )

“Pikiran merubah kapas menjadi kain emas  dan merubah  batu  menjadi cermin terang, namun penyair dengan   pesona sajak  yang dilakukan  memerah minuman  bermadu dari sengat  kehidupan”
(Iqbal, Tulip dari Sinai)

”Penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang dungu. Tidakkah kau lihat  mereka menenggelamkan diri dalam sembarang lembah hayalan dan kata, dan mereka suka mengujarkan apa yang tak mereka kerjakan  kecuali mereka yang beriman,  beramal baik,  banyak mengingat dan menyebut Allah dan melakukan  pembelaan ketika dizalimi”.
(Terjemahan QS. Asysyu’araa: 224-227)

Sungguh, kami harus tahu diri,  dan kami mencoba meyakinkan bahwa tugas kurator yang hendak diamanatkan kepada kami sebenarnya salah alamat, dan kami menyodorkan beberapa nama yang layak mengemban tugas itu, tetapi ditolak dengan alasan bahwa nama-nama yang dimaksud memang layak, tetapi dianggap tidak “steeril” dari virus-virus “Primodialisme komunitas” yang justru akan menjadi “beban” bagi  niat baik diselenggarakannya “Festival Bulan Purnama Majapahit”, memang selama ini jarang ada yang berani menerbitkan antologi puisi atau cerpen di luar “klik”nya.

Tugas kurator itu akhirnya tetap diamanatkan kepada kami yang“wong ndeso” yang dianggap belum terkontaminasi oleh “primordialisme komunitas” dan hirukpikuk sastra di media massa. Terus terang dengan “tergagap-gagap” kami terima amanat itu, dan betul setelah kami baca karya-karya sastra yang telah dikirim, dan kami buka lembaran-lembaran kertas yang menumpuk sekitar 7 rim, yang di dalamnya masih campur antara karya puisi dan karya cerpen, ternyata terdapat banyak nama-nama “beken” yang sudah terkenal di jagad sastra Indonesia, nyali kami menjadi semakin “mungkret”, tetapi dengan kesabaran dan keberanian yang diberani-beranikan, kami terus membenamkan diri dalam kubangan puisi-puisi dan cerpen-cerpen, ternyata semakin dalam kami menyelam semakin asyik.

Membaca puisi dan cerpen yang bertebaran dan yang hendak dikumpulkan dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sungguh sangat mendebarkan, kami semacam menapaki “Cahaya Tajalli” yang berjajar panjang penuh pesona, kami betul-betul diajak melayari aneka pelangi warna-warni keindahan Nusantara.  Dari “puisi terang” sampai “puisi gelap”. Dari penyair yang sudah terkenal seperti Ahmadun Yosi Herfanda, sampai yang baru muncul seperti Mas Hikmatul Azimah yang lulusan setingkat Kejar Paket B, mereka semua berusaha menyuguhkan karya-karyanya yang terbaik, mereka telah “ijtihad” untuk melahirkan karya-karyanya dengan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya kedalam “bentuk” dan  “isi” puisi, tentu dengan caranya sendiri-sendiri. Meski sangat heterogin tetapi belum ada yang ingin “merusak” konvensi bahasa, dan ia juga tidak beranjak lebih jauh, tak ada keinginan dari para penyair itu untuk menyimpang, sebagaimana disinyalir oleh Cassier, yang pada umumnya menimpa para seniman. Mereka para penyair yang mengirimkan karya-karyanya belum ada yang berani menggunakan hak “licentia poetica” nya.

Berbeda dengan Chairil Anwar, atau setidak-tidaknya Sutardji Calzoum Bachri yang berani menentukan dan membuat jalannya sendiri, sehingga ia layak dijadikan pemimpin madzhab perpuisian di Indonesia, meski kami yakin suatu saat kelak akan lahir mujaddid (pembaharu) perpuisian di Indonesia. Kami berharap dari Gapura Wringin Lawang, Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, hingga melahirkan sastrawan-sastrawan terbaik Indonesia, walau pun Budi Darma menyatakan “Angkatan dalam sastra tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan dalam sastra itu sendiri. Suatu angkatan dalam sastra dapat ada, apa bila ada gejolak yang bersambung-gayung dengan dunia pemikiran”

Secara sederhana, menulis puisi itu mudah, apa bila hal itu dilihat dari persoalan teknis yang bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapa pun. Menurut Afrizal Malna “apa sulitnya menulis puisi, tetapi menjadi seorang penyair seringkali lahir dari konstruksi kondisi-kondisi tertentu. Penghormatan terhadap puisi dan penyair justru berlangsung dalam ketegangan-ketegangan ini, karena itu tidak semua orang bisa menjadi penyair”.

Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sengaja memberi ruang kepada siapa pun yang intens menulis karya sastra, sebuah ruang yang sangat luas untuk mereka-mereka yang sudah “tercemar” mau pun yang “terhambat” atau bahkan yang “terlempar” dari mass media, komunitas-komunitas, dan klik-klik sastra tertentu. Dan biarlah karya-karya puisi yang ada dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, hidup bebas berdiri dan berbicara sendiri dengan eksistensi dan esensinya masing-masing.  Sebagai kurator kami tidak ingin menghakimi.  Para penyair dan puisi-puisinya yang lolos masuk dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, semoga tidak hanya “kebetulan” atau hanya sekedar “numpang beken”, atau sekedar latah biar disebut penyair. Dan kami tidak ingin menggurui, sebab hidup adalah pilihan-pilihan nurani, yang demi kehormatan harus diseriusi, bila tidak, maka cap “pecundang” akan menempel terus dan menjadi bayang-bayang yang dapat menghantui di setiap langkahnya. Penyair romantik John Keats (1795-1821) mengatakan “Sebab utama kegagalan seniman, baik dalam menggarap obyek umum  maupun obyek yang sudah dikenal identitas keindahannya adalah karena kurangnya intensitas pada diri senimannya”.

Harga diri dan eksistensi penyair terdapat pada karya dan kecintaannya terhadap apa yang digelutinya, tetapi kata  D. Zawawi Imron “Banyak penyair yang pada akhirnya tidak setia dengan kepenyairannya. Semula menggebu-gebu menulis puisi namun dengan mudahnya meninggalkan puisi begitu saja”
Dari Gapura Candi Wringin Lawang Trowulan Mojokerto, kami dan masyarakat sastra menggantungkan harapan, semoga Antologi Cerpen Festifal Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, meskipun kami sadar bahwa hal itu seperti mimpi, tidak mudah dan memerlukan kerja besar dari semua pihak.

Akhirnya, dari 1.524 judul puisi yang dikirimkan oleh 310 penyair, hanya 620 judul puisi yang dinyatakan lolos dan dapat ditampilkan di Antologi Puisi Festifal Bulan Purnama Majapahit tahun 2010 ini, dan selebihnya yang 1.214 judul puisi dinyatakan tidak lolos, bukan karena tidak baik, tetapi hanya persoalan keterbatasan tempat saja.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, kami mohon maaf atas keterbatasan kami, kami yakin tiada gading yang tak retak, karena itu tegur sapa dan sumbang saran dari semua pihak sangat diharapkan.
Sekian. Semoga bermanfaat.

Mojokerto, 20 Oktober 2010

Kurator,
1. Chamim Kohari
2. Umi Salama
3. Saiful Bakri

Cerpen di Gapura Candi Wringin Lawang

Sebuah Pengantar Buku Antologi Cerpen Bulan Purnama Majapahit 2010


Sungguh, kami harus tahu diri,  dan kami mencoba meyakinkan bahwa tugas kurator yang hendak diamanatkan kepada kami sebenarnya salah alamat, dan kami menyodorkan beberapa nama yang layak mengemban tugas itu, tetapi ditolak dengan alasan bahwa nama-nama yang dimaksud memang layak, tetapi dianggap tidak “steeril” dari virus-virus “Primodialisme komunitas” yang justru akan menjadi “beban” bagi  niat baik diselenggarakannya “Festival Bulan Purnama Majapahit”, memang selama ini jarang ada yang berani menerbitkan antologi puisi atau cerpen di luar “klik”nya.

Tugas kurator itu akhirnya tetap diamanatkan kepada kami yang“wong ndeso” yang dianggap belum terkontaminasi oleh “primordialisme komunitas” dan hirukpikuk sastra di media massa. Terus terang dengan “tergagap-gagap” kami terima amanat itu, dan betul setelah kami baca karya-karya sastra yang telah dikirim, dan kami buka lembaran-lembaran kertas yang menumpuk sekitar 7 rim, yang di dalamnya masih campur antara karya puisi dan karya cerpen, ternyata terdapat banyak nama-nama “beken” yang sudah terkenal di jagad sastra Indonesia, nyali kami menjadi semakin “mungkret”, tetapi dengan kesabaran dan keberanian yang diberani-beranikan, kami terus membenamkan diri dalam kubangan cerpen-cerpen dan puisi-puisi, ternyata semakin dalam kami menyelam semakin asyik.

Membaca cerpen yang bertebaran di dalam antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sungguh sangat mendebarkan, kami semacam menapaki “Cahaya Tajalli” yang berjajar panjang penuh pesona, kami betul-betul diajak melayari aneka pelangi warna-warni keindahan Nusantara. Dari cerpen yang paling sederhana dan pendek seperti “Aku dan dia ada di sana” karya Alfi Laila, seorang pelajar yang masih duduk di kelas VII, sampai dengan cerpen yang “sufistik” dan panjang seperti “Montel” karya Fahruddin Nasrulloh, seorang cerpenis yang karya-karyanya sudah banyak dimuat di media massa dan buku-buku kumpulan cerpen Indonesia, dimana untuk memahaminya kami harus “mengeryitkan kening” membaca berulang-ulang dengan menggunakan bashar dan bashirah (mata kepala dan mata hati) ditambah dengan menggunakan imajinasi yang rangkap, sampai-sampai muncul kekuatiran, jangan-jangan cerpen seperti itulah yang bisa menjadikan masyarakat Indonesia semakin menjauhi sastra. Pada hal Guy de Maupassant, seorang pengarang dari Perancis mengatakan bahwa “Kekuatan cerpen bukan terletak pada panjang-pendeknya cerita, tetapi bagaimana pengarang yang hanya berada dalam satu ruang terbatas mampu menyajikan suatu dunia, yang unik dan penuh dengan berbagai kemungkinan”. Dalam cerpen “Montel”, Fahruddin sepertinya sengaja mencoba keluar dari “tradisi” kepenulisan cerpen, atau ia sedang “bergenit-genit” atau barangkali itu hanya sebagai “strategi literer” untuk menjadikan pembaca agar terbelalak dan geleng-geleng.

Pada umumnya cerpen yang masuk dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, menggunakan ragam bahasa intimed (bahasa pergaulan sehari-hari) tetapi ada juga yang menggunakan bahasa baku seperti cerpen “Bila rindu itu datang” karya Masduri AS (Sumenep). Lain lagi  dengan Anna Noor (Tangerang), cerpen karyanya yang berjudul “Kenduri Cinta” mampu menggambarkan setting dengan apik dan memasukkan unsur ekstrinsik sosio kulutural masyarakat Jawa Tengah, sehingga cerpennya lebih menarik. Termasuk cerpenis Yusri Fajar (Malang) dengan judul karyanya “Perempuan yang bercengkerama dengan anjing” juga berhasil menggambarkan setting dengan baik, sehingga mampu memindahkan pembaca dari tempatnya, seakan-akan pembaca seperti berada di Frankfurt Jerman. Khoirul Umam (Sumenep) dengan cerpen “Mayat”nya juga berhasil mengurai alur cerita sehingga asyik dinikmati, Begitu juga Mochammad Asrori (Mojokerto) dengan karyanya yang berjudul “Lalat”,  tema ceritanya mengarah ke aliran seni simbolis. Cerpenis Suhairi dengan karyanya yang berjudul “Penggusuran mayat” sedikit ironi, seakan-akan Indonesia itu sempit, sampai-sampai makam pun harus digusur.  Wahyudi Zie dengan karyanya yang berjudul “Wanita yang dipasung di bawah pohon beringin” menyadarkan kepada kita sebenarnya yang gila itu siapa, dan masih banyak lagi cerpen-cerpen menarik lainnya.

Di saat sedang suntuk-suntuknya menikmati karya-karya itu, tiba-tiba kami teringat dengan Budi Darma, yang menyatakan Bila seorang pengarang hanya mampu melihat obyek luarnya saja, maka itu hanya akan menjadi dongeng. Dan begitu habis pengalaman pengarang, maka habis pulalah kemampuan pengarang untuk mendongeng. Tentu saja pengarang yang baik tidak tabu mengangkat realitas harafiah ke dalam novelnya —termasuk cerpen— selama yang menjadi tumpuan baginya bukan fakta semata-mata. Pengarang mempunyai imajinasi dan aspirasi. Dengan imajinasinya dia dapat menciptakan realitas yang bukan harafiah, meskipun yang diangkatnya adalah realitas harafiah. Setelah menjadi novel realitas harafiah ini sudah mengalami metamorphose melalui kekuatan imajinasi pengarangnya”. (Harmonium 1975 : 74). Paling tidak Budi Darma mengingatkan kepada para cerpenis agar tidak terjebak pada realitas semata, sebab hasilnya akan bisa menjadi seperti karya jurnalistik.

Dari Gapura Candi Wringin Lawang Trowulan Mojokerto, kami dan masyarakat sastra menggantungkan harapan, semoga Antologi Cerpen Festifal Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, meskipun kami sadar bahwa hal itu seperti mimpi, tidak mudah dan memerlukan kerja besar dari semua pihak.

Akhirnya, dari semua naskah cerpen yang dikirimkan sebanyak 170 judul, dan  hanya 94 judul cerpen yang kami anggap layak ditampilkan di Antologi Cerpen Festifal Bulan Purnama Majapahit tahun 2010 ini, dan selebihnya yang 76 cerpen yang tidak lolos kami mohon maaf.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, kami mohon maaf atas keterbatasan kami, kami yakin tiada gading yang tak retak, karena itu tegur sapa dan sumbang saran dari semua pihak sangat diharapkan.
Sekian. Semoga bermanfaat.

Mojokerto, 20 Oktober 2010

Kurator,
1. Chamim Kohari
2. Umi Salama
3. Saiful Bakri

Menoreh Jejak Sastra di Tlatah Majapahit

Oleh: Fahrudin Nasrulloh **

Intermezzo: Sastra “Tahu Solet” dan Sastra “Kentut”

Perkembangan sastra dewasa ini di tanah air terus berdetak di beberapa wilayah tertentu dengan segala pernak-pernik kegiatan dan yang dicita-citakan. Kondisi ini patut diapresiasi sekaligus dipertanyakan, apakah “manusia Indonesia” membutuhkan sastra sebagai sepercik “sari kehidupan” dan sumbangsih tersendiri di batin maupun perannya di masyarakat. Yang tampak dunia sastra sekarang seakan-akan semata ritus bagi mereka-mereka yang menggelutinya, seiring situasi bangsa yang sungsang dan dihajar disorientasi, carut-marut politik dan krisis jati diri bangsa yang akut tak henti terasa benar menyurukkan kita pada ketidakpastian. Meneguhi sastra sebagai “jalan hidup” dan meyakininya menjadi obor menuju perubahan yang diimpikan ibarat membacok hantu di siang bolong. Atau berdebat dengan anjing buduk.

Meyakini apa? Dengan pemikiran apa sastra kini begitu ngotot diperjuangkan dengan berkeringat dan penuh pertengkaran? Seperti kerjaan wong edan jika itu diyakini sebagai “iman” yang mahaluhung dan bersepaham untuk melabeli sekisaran itu dengan cap-capan: sastrawan dan karya sastranya. Apa ampuhnya semua sebutan itu? Penjual tahu solet di gerbang Desa Jatipasar itu coba ditanya: sastra itu jenis “makanan” apa dan makhluk jenis apa sastrawan itu? Baginya yang penting tahu soletnya laris-ludes. Menjaga racikan petis, air, lombok, kadar godokan, dengan baik. Secara istiqomah. Tidak berpaling kerja. Apakah puisi dan cerpen seberharga tahu soletnya? Lebih tinggi sebagai camilan atau obrolan kemaruk di status facebook? Sastra memang tak perlu diagung-agungkan dan disunggi sampai memuprulkan rambut kepala. Ia hanya bagian dari “kegembiraan teringan” dalam hiruk-pikuk kompleksitas hidup. Adakah sastra kita terasing dari masyarakatnya ataukah kitalah yang terasing sebab menekuni sastra? Mboh-lah.

Sastra lalu kian menjadi terasa “ada” manakala diangankan sebagai kekuatan penyangga di kedalaman batin tersunyi di balik kian keras-umupnya dunia. Dan inilah tampaknya yang diperjuangkan para pengarang terdahulu, yang melalui sastra, dunia tulis-menulis itu, mereka seolah menyimpan “daya api”. Dan itulah yang kurang lebih dikatakan Rendra: “hidup yang tidak hidup ketika kita kehilangan daya dan kehilangan fitrahnya”.

Dari situlah apa yang kita sebut sastra kian dikokohi pesastranya lebih karena di dalamnya memberi makna akan apa yang bakal hilang dan apa yang tak tertebuskan. Jadi, baik “daya hidup” maupun ikhtiar merenggut fitrah yang seringkali raib itu, juga mengada dan bergelora saat menyantap tahu solet. Si penyantap merasa laziid benar, dan si penjual puas dapat nafkah untuk anak-bininya. Maka sastra musti jadi bagian hidup yang paling konkrit, riil, dan terasakan bersama orang lain. “Sastra keterlibatan”: harus benar-benar mengalir dalam keseharian dengan menggali persoalan di lingkungannya sendiri, tidak cuma di kolong khayalan, di jumbleng imajinasi, tapi dari keduanyalah wajib termanifestasikan jadi ruh, jadi napas, jadi getar darah, jadi detak jantung, jadi langkah-langkah menuju karya-karya yang sungguh-sungguh diperjuangkan supaya memberikan pencerahan. Tujuannya remeh saja, agar hidup tidak kotor-dikotori, seperti babi busuk atau presiden lembek bin bahlul yang keblasuk. Agar manusia tidak hidup sebagai “ternak” tuhan, yang melulu makan-berak makan-berak lantas bila gemuk disembelih buat slametan. Sastra, bukan hajatan, bukan perayaan untuk berhala-berhala yang membodohkan itu.

Sastra pun, sebagai wujud atau bayangan, sebenarnya tidak ada. Ia ada, sebab si pesastra berpikir dirinya ada lantas berimpen-impen ihwal dirinya melalui perkara itu (sastra) demi pemenuhan dimensi lahir-batinnya. Sastra hanyalah bikinan, yang dikhayalkan dan lalu dituliskan, jadi tilas. Sastra hanya kentut yang malah jadi penyakit bila tidak dikentutkan. Maka berkentutlah ramai-ramai dengan riang gembira. Brruuuutttz!!! Ya, cuma angin lewat, kan? Tidak kurang, tidak lebih. Mangkanya, tak perlu dipikir panjang-panjang dan meruwet-ruwetkannya. ojo methentheng, poro sederek sodoyo!

Jembatan Keledai” Di Langit Wringin Lawang

Manusia seniman Mojokerto, bagi saya, seperti “keringat” yang tidak pernah kering. Gak peduli campur minyak dan air. Seperti kelapa tua yang dikuatkan oleh kabut tengah malam. Seperti perasan semangat “jembatan keledai” si pelarian Tan Malaka yang tak pupus harap kala buku-bukunya dirampas atau ditilep intel-londo jalanan. Seperti Petruk si Kantong Bolong, ada dana tidak ada dana: kesenian harus tetap digerakkan. Tema “Majapahit dalam Sastra” yang menghadirkan kumpulan cerpen (94 judul) dan puisi (620 judul) ini pada 23 Oktober 2010 merupakan agenda yang ke 7 sejak April lalu yang diselenggarakan saban bulan di area Candi Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Trowulan, oleh Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto.

Spirit yang menguatkan konsistensi mereka pantas dicatat, lepas dari bermutu atau dangkalnya agenda. Tapi kata “Majapahit” dan kejayaan sejarah yang telah ditorehkannya sekian abad ke seantero nusantara itulah yang memicu gairah mereka berkesenian. Sikap dan tindakan memaknai sejarah itu, sekali lagi, dibuktikan dengan terbitnya 2 antologi ini. Para penggerak di dalamnya, seperti jaringan berkeseniannya, ibarat “marsuse”, istilah Tan Malaka, yang setiap detik setiap kedip sedia berangkat, meninggalkan apapun yang mengikat diri dari berlapis-lapisnya kepentingan pribadi. “Berangkat pagi, pulang menjelang pagi”, begitulah mereka. Dan keberanian itu dirawat dilakoni dengan keringat dingin dan mencret-mencret. Bayangkan, penerbitan gendeng mana yang mau bikin buku sastra setebal 825 halaman (puisi) dan 706 halaman (cerpen)? Hanya penerbit berkocek tebal dengan beridealisme besar atau lembaga tertentu yang digrojok dana founding yang mampu melakukan itu. Pendek kata, di luar itu, penerbitan macam begini adalah seperti bunuh diri. Bagaimana orang-orang Mojokerto bisa melakukan itu? Rukun agawe santosa, Gusti Allah Foundation, dan kebaikan donator-donatur itulah sebagian kecil jawabannya.
Karena itu, detak kesenian, lebih khusus sastra, di Mojokerto seperti percik yang terus dinyalakan. Selalu ada dan coba dipletikkan. Penerbitan 2 buku ini, yang tebalnya melebihi kitab suci, bisa dijadikan catatan: pertama, perkembangan sastra di Jatim sejatinya bertumbuh di sejumlah wilayah yang tidak semata berpusat di Surabaya. Meski, definisi geografis bukan ukuran mutlaknya. Kedua, upaya memunculkan penulis-penulis muda maupun yang tergolong lawas di mana porsi pemuatan dalam antologi ini lebih besar. Tentu perkara kualitas karya, terserah waktu dan pembaca.

Cakupan pemuatan ini bisa dijadikan bahan lacak untuk menilik corak dan potensi karya. Sekaligus referensi pemetaan sastra Jatim dan luar Jatim. Ketiga, penghargaan dan apresiasi dari penyelenggara terhadap karya sangatlah tinggi. Ketulusan menerbitkan dan kesetiaan berkarya bertemu di sini: di Gapura Wringin Lawang. Ada degup yang berpengharapan, ini sekedar “taman kecil”, yang semoga memberi arti bagi masa depan sejarah sastra Indonesia.

Karya yang sempurna itu tidak pernah tercipta. Kesempurnaannya itu berproses dalam masyarakat dan zamannya.

Jombang, 23 Oktober 2010


------
** Makalah ini telah disampaikan dalam diskusi sastra "LAUNCHING BUKU ANTOLOGI PUISI dan CERPEN BULAN PURNAMA MAJAPAHIT 2010", dalam Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 Edisi Sastra, tanggal 23 Oktober 2010, di pelataran Gapura Wringin Lawang, Ds. Jatipasar, Trowulan, pukul 19.00 Wib.

 

Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 Edisi Sastra

Launching Buku Antologi Puisi dan Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010. TEMA: "MAJAPAHIT dalam SASTRA". TANGGAL: 23 Oktober 2010. PUKUL : 19.00 wib. TEMPAT: Gapura Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Trowulan Kab. Mojokerto.

Narasumber diskusi sas...tra:
- Anna Noor (Tangerang, Jawa Barat)
- Fahrudin Nasrulloh (Cerpenis, Jombang)
- Chamim Kohari (Kurator Buku Antologi Puisi dan Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010)

Baca Puisi/ Cerpen :
1. Gandis Uka (Trowulan, Mojokerto)
2. Hardho Sayoko (Ngawi)
3. Gus Chamim Kohari (Mojokerto)
4. Miya Setiyani (Tulungagung)
5. Arim Kamandaka (Ponorogo)
6. Anna Noor (Tangerang, Jawa Barat)

Musikalisasi Puisi :
- Teater Pelajar Q-THA (SMA PGRI 1 Kota Mojokerto), binaan Saiful Bakri (Guru dan Biro Sastra Dewan Kesenian Kota Mojokerto)

Sabtu, 23 Oktober 2010

LOMBA NOVELET FEMINA

DEADLINE: 30 November 2010

Syarat Umum

• Peserta adalah Warga Negara Indonesia.
• Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik & benar dan menggunakan ejaan yang disempurnakan.
• Naskah harus karya asli, bukan terjemahan.
• Tema bebas, namun sesuai untuk majalah femina.
• Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik & online dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
• Naskah dilampiri formulir asli dan fotokopi KTP.
• Formulir yang diunduh dari www.femina.co.id merupakan formulir asli.
• Peserta hanya boleh mengirim 2 naskah terbaiknya.
• Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT Gaya Favorit Press
• Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting tanpa mengubah isi.
• Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat di femina. Penulis akan mendapat honor sesuai standar femina.
• Keputusan juri mengikat. Tidak dapat diganggu-gugat dan tidak ada surat menyurat.
• Lomba ini tertutup untuk karyawan Feminagroup.


Syarat Khusus Cerber:
• Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak dua spasi. Font Arial ukuran 12.
• Panjang naskah antara 40-50 halaman.
• Dijilid dan dikirim sebanyak dua rangkap, disertai 1 (satu) CD berisi naskah.
• Amplop kiri atas: Sayembara Mengarang Cerber femina 2010.
• Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2010.
• Pemenang akan diumumkan di femina, terbit akhir April 2011.


Sumber : www.femina.co.id

Kamis, 21 Oktober 2010

Menulis Buku Best Seller di Sekolah

Oleh: Emmy Liana Dewi

Saya sungguh beruntung pernah mengajar di Caltex American School–Duri (CAS–D), Riau selama 12 tahun. Saya adalah satu-satunya guru yang berkewarganegaraan Indonesia di di CAS-D yang terletak di negara Indonesia, sedangkan staff pengajar lainnya adalah guru yang ‘diimpor’ dari Kanada dan Amerika yang telah direkrut di Amerika dan ada ada satu – dua istri karyawan warga negara asing yang bekerja di perusahaan minyak Caltex yang direkrut secara lokal. Murid-murid saya semuanya adalah anak-anak dari karyawan asing yang sedang bertugas di Caltex di Duri.

Ketika saya mengajar di CAS-D, saya lebih banyak belajarnya daripada mengajarnya. Saya banyak menimba ilmu dari rekan kerja, yaitu guru-guru dari kelas preschool sampai guru kelas 8 yang menggunakan kurikulum persis di Amerika. Salah satu yang saya amati dan pelajari dan sangat menarik perhatian saya adalah masing-masing wali kelas memberi tugas kepada murid-murid mereka untuk menulis jurnal setiap hari. Jurnal ditulis di buku khusus yang disediakan oleh sekolah dalam format yang khusus dan standard seperti di sekolah Amerika. Akar kata jurnal menurut Wikipedia berasal dari bahasa Perancis: diurnalis, yang artinya setiap hari atau harian. Jadi jurnal mempunyai arti catatan harian dari kejadian-kejadian atau bisnis, sedangkan jurnal pribadi adalah catatan harian yang biasa disebut juga sebagai diary dalam bahasa Inggris.

Murid-murid diberi waktu khusus setiap hari untuk mengisi buku jurnal mereka yang kemudian disertai gambar, foto, maupun benda-benda kecil yang mempunyai kenangan khusus. Menulis di jurnal, tidak memerlukan tata bahasa yang ‘njlimet’ yang penting di dalam jurnal seorang murid bisa menuangkan isi hati terutama kejadian yang berkesan dalam bentuk tulisan yang diberi ilustrasi. Menjelang akhir tahun pelajaran, ada sebagian guru yang memberi tugas murid-muridnya untuk membuat sebuah cerita dari catatan di jurnal. Ada acara khusus untuk presentasi hasil ‘menerbitkan buku’ oleh penerbit CAS secara manual (school publisher). Para orang tua hadir berdandan rapi pakai dasi dan gaun indah, membawa ‘cookies’ dan lemonade serta kamera untuk memotret dan merekam acara istimewa: Acara anak mereka yang berhasil menerbitkan buku di kelas mereka.

Menulis Jurnal Awal Perjalanan Menulis Buku Best-Seller
Sebagai guru ekstra kurikuler yang mengajar Bahasa dan Kebudayaan Indonesia, saya hanya memberi tugas menulis jurnal kepada murid pada waktu-waktu tertentu saja, yakni ketika sedang mengikuti karyawisata atau wisata budaya. Saya memberi kebebasan kepada mereka untuk menulis apapun tanpa ada campur tangan dari saya. Sebagai tugas akhir, dari catatan di jurnal, kemudian dibuatlah beberapa buah buku besar (big books). Buku Besar tersebut ditulis dalam Indonesia yang sederhana, disertai gambar maupun foto yang dikerjakan oleh beberapa kelompok murid. Hasilnya…? Luar biasa!!

Dari catatan-catatan ringan dan sederhana, murid-murid saya mampu menulis dan menerbitkan buku!! Mereka sangat kreatif dan hasil bukunya bagus serta unik sekali. Pada sebuah proyek budaya dan ilmu sosial terpadu yaitu proyek menanam padi pada tahun ajaran 2001-2002, murid-murid saya menerbitkan buku resep masakan yang menggunakan beras yang berisi resep masakan dari manca negara. Buku resep masakan tersebut dijual kepada komunitas orang asing, dan hasilnya disumbangkan kepada anak-anak korban perang di Afganistan melalui UNICEF. Jadi ngomong-omong mengenai menerbitkan buku sudah menjadi hal yang biasa di CAS-D.

Menurut pendapat saya, menulis sebuah jurnal adalah sebuah langkah penting bagi seorang anak untuk menjadi penulis di kemudian hari. Menulis jurnal setiap hari menjadi kebiasaan positif bagi siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran ke dalam bentuk nyata berupa rangkaian kata dan kalimat. Kebiasaan ini akan mengarahkan siswa untuk terbiasa menulis tanpa beban. Menulis bukan hal yang menakutkan atau menyebalkan lagi, karena menulis sudah menjadi rutinitas setiap hari. Sebagai seorang pendidik, saya meyayangkan bahwa di sekolah-sekolah Indonesia, kebiasaan menulis jurnal belum disosialisasikan. Padahal kebiasaan menulis jurnal mempunyai sisi positif dalam dunia pengajaran serta perkembangan jiwa para siswa. Di samping itu, menulis jurnal bisa mengarahkan anak didik untuk menjadi penulis buku best seller.

Menulis dan Hormon Endorfin
Menulis juga mempunyai efek kejiwaan, yang akan membuat suasana di dalam kelas menjadi lebih tenang terkendali. Menurut sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Professor James Pennebaker, Ph.D., seorang pakar di bidang ilmu psikologi di University of Texas menyatakan bahwa menulis bisa menenangkan isi hati seseorang. Menuliskan perasaan atau kejadian yang membuat stress bisa menurunkan denyut jantung dan laju pernafasan seseorang (CNN.com health: Writing for Therapy Helps Erase Effects of Trauma, 16 Mei 2000). Menulis bisa menenangkan, menambah produksi hormon endorfin (hormon pembawa rasa bahagia dan senang) dan mengurangi hormon kortisol (hormon pencetus stress).

Sedangkan menurut Bisola Marignay, MA, konselor pada Writing Therapy, a creative approach di Amerika (Desember 2008), mengatakan bahwa menulis bisa meningkatkan kesadaran diri dan ilmu kehidupan akan kesadaran diri sangat berguna dalam menghadapi segala masalah dalam kehidupan yang juga akan membawa hasil positif dalam proses pembelajaran formal di sekolah maupun pembelajaran ilmu kehidupan. Sehingga menulis bisa juga dipakai sebagai terapi. Dan masih banyak penelitian ilmiah oleh pakar-pakar lainnya yang menyatakan bahwa menulis itu merupakan bagian penting dalam proses menemukan jati diri seseorang.

Menulis dan Gelombang Otak Alfa
Bila pada menit awal di pagi hari siswa diberi kesempatan menuliskan ide, pikiran, rencana, perasaan hati di pagi itu dalam buku jurnal mereka sebelum pelajaran dimulai, maka perasaan mereka akan menjadi lebih tenang. Hal ini menyebabkan gelombang otak bisa menurun dan mencapai gelombang alfa, yakni gelombang yang dibutuhkan untuk berkonsentrasi dalam menyimak dan menyerap pelajaran di kelas. Dan menit-menit selanjutnya akan menjadi ‘the golden minutes in the class’ yaitu waktu yang sangat berharga dalam proses pembelajaran bagi para pembelajar tercinta kita. Dalam hal ini, menulis jurnal bagi siswa di menit-menit awal di dalam kelas menjadi salah satu cara teknik relaksasi yang mengawali pelajaran di kelas. Bila kebiasaan menulis jurnal dijalankan di sekolah, kecenderungan siswa yang biasa melakukan tindakan memalak (bullying) akan menurun karena menulis bisa menentramkan emosi dan pikiran mereka. Gelombang alfapun akan lebih aktif, sehingga kemampuan konsentrasi siswa akan meningkat. Prestasi muridpun akan terdongkrak.

Target Tahun 2045
Tak diragukan apabila kebiasaan menulis jurnal di kelas disosialisaikan di setiap sekolah dan dilakukan pada awal sepuluh menit pertama, maka target tahun 2045 Indonesia menjadi salah satu dari lima negara yang paling maju akan bisa terlaksana dengan memiliki lebih banyak generasi penerus yang lebih tertib, disiplin, berjiwa damai dan gemar menulis dan mempunyai jati diri yang mantap penuh harga diri. Dan pada tahun 2045 Indonesia akan mencetak jauh lebih banyak para penulis buku best seller yang dimulai di ruang kelas di dalam buku jurnal para anak didik tercinta kita.

*) Emmy Liana Dewi, Alumnus Workshop “Cara Cerdas Menulis Buku Best-Seller”. Ibu Rumah tangga, pemerhati masalah pendidikan, dan kesehatan holistik ini dapat dihubungi langsung di eshendro@yahoo.com. Tulisan ini sudah dimuat di pembelajar.com

Menulis = Bermain Lego

Oleh: Ayu Utami (http://www.ayuutami.com)

Tips menulis berdasarkan pengalaman Ayu.
Setiap pengarang memiliki jalannya sendiri. Tapi para penulis memiliki standar yang kurang lebih sama.
Ayu tidak bisa mengajarkan cara mengarang. Ayu hanya bisa berbagi cara menulis.
Mengarang adalah ibarat nabi mendapat wahyu. Sayang, wahyu tak bisa dipaksa turun.
Menulis adalah ibarat mempelajari syariat. Ada juklak yang bisa dituruti, meski tidak istimewa.

TIPS 1Hakikat menulis adalah seperti bermain Lego

Tahukah Anda?Lego, dalam Yunani klasik λέγώ, artinya: mengumpulkan, menyusun, merangkai kata dalam pernyataan.
Logos, λόγος, artinya: kata, wacana.
Menulis adalah mengumpulkan dan menyusun (seperti dalam Lego), untuk membentuk kata dan wacana (seperti dalam Logos).
Kenyataan di sekitar ktia "berserakan dan berantakan". Menulis adalah menyusun kembali "kenyataan-kenyataan" itu ke dalam susunan yang linear (lurus). 
Perhatikanlah bahwa kita bisa menyusun dengan pelbagai pola.


(Lego adalah mainan yang paling disukai Ayu waktu kecil. Bersama kakaknya, ia menabung untuk bisa membangun kota Lego. Sekarang, Ayu menjadi penulis dan kakaknya menjadi arsitek.
Lego mengajari Ayu menabung dan menyusun apapun.)
 
Ingin belajar menulis bersama Ayu?
 Kirimkan contoh tulisanmu ayuutami@ayuutami.comThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it . Tulisan yang kamu kirim minimal sepanjang 2.000 karakter dan maksimal 3.000 karakter. Karya dikirim di dalam badan surat (in-line) dan bukan dalam bentuk lampiran (attachment). Ayu akan mengomentari tulisan kamu sesuai apa yang dibahas dalam rubrik ini.

(Jawaban umum untuk surat-surat yang masuk ke Klinik Penulisan Ayuutami.com dari 21 Nov 2008 hingga 13 Jan 2009)

Salam,
Maaf kalian harus menunggu lama untuk jawaban ini. Ayuutami.com masih mengalami persoalan teknis dan mencoba terus memperbaikinya.
Kebanyakan tulisan yang masuk ke klinik masih berbentuk curhat, atau surat. Ada sedikit yang sudah merupakan cerpen dan opini. (Oh ya, untuk yang tak begitu menguasai bahasa Indonesia kontemporer, "cerpen" singkatan dari cerita pendek, "curhat" curah hati.)

Apa persoalannya?Surat atau curhat adalah salah satu bentuk tulisan juga. Sifatnya cenderung pribadi. (Malah, meleset-meleset, bisa jadi narsis ;) ) Karena sifatnya pribadi, apalagi ngomongin-diri-sendiri, kita harus yakin bahwa pembacanya tertarik pada kita. Kalau pembaca tidak tertarik pada kita dan persoalan pribadi kita, kenapa juga mereka buang-buang waktu untuk baca kita punya tulisan?
Nah, karena itu media umum jarang pakai bentuk surat dan curhat. Kecuali untuk rubrik Surat Pembaca, yang tak boleh lebih dari seribu karakter.

Bagaimana agar curhat dan surat jadi menarik?Agar menarik, cari topik yang menarik orang banyak. Ingat, diri kita belum tentu menarik bagi orang lain, sebab kita bukan Cinta Laura. Karena kita juga bukan Sandra Dewi, maka topik tulisan harus menarik bagi orang lain.
Kesimpulan: Surat, curhat, cerpen, ataupun opini harus bisa menarik bagi orang.
TIPS:  LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMBUAT ORANG TERTARIK

Langkah 1Bertanya: kenapa orang tertarik pada suatu topik? Pada umumnya, orang tertarik karena topik itu:
1. penting, atau
2. menghibur

Langkah 2Bertanya: apa yang penting bagi orang?Mengetahui apa yang penting bagi orang memang ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan analisa kita. Karena itu, seorang penulis harus rajin membaca dan mengamati persoalan sekitarnya.
Untuk penulis pemula, ada tips paling mudah.  Ambil satu tema kontroversial. Yaitu, tema yang sebagian masyarakat mendukung, sebagian lagi menentang. Misalnya: poligami, aborsi, perdagangan karbon.  Penulis harus punya sikap jelas tentang itu. Boleh mendukung atau menentang. Dalam tulisan, penulis menjelaskan alasan atas sikap itu. Dengan apa? Tentu dengan argumen, data, dan ilustrasi.

Langkah 3Bertanya: apa yang menghibur orang?
Kalau kita belum bisa menyampaikan sesuatu yang penting, maka setidaknya kita harus menghibur. Lucunya, "menghibur" itu bisa dengan cerita lucu maupun cerita sedih. Percaya atau tidak, orang senang lho pada kisah sedih. Bahkan orang juga senang dihibur dengan cerita seram. Karena itu film hantu dan permainan adrenalin selalu ada.
Sekian dulu jawaban umum saya.  Saya mengirim komentar khusus ke alamat surat masing-masing.
Jika Anda tidak menerima komentar pribadi, ada beberapa kemungkinan alasan:
1. masih dalam antrian, 2. tulisan terlalu panjang, 3. tulisan dikirim sebagai lampiran (attachment) dan klinik ini tidak menerima lampiran.

Salam,
Ayu Utami

Nasib Penulis Buku di Indonesia

by Rihat Hutagalung on Sunday, October 17, 2010 at 7:57am
 
Kompas minggu tgl 5 September 2010 menampilkan sosok penulis dan kritikus sastra Indonesia, Prof.Drs. Jakob Sumardjo. Dalam tulisan itu dipaparkan bagaimana beliau yang telah puluhan tahun menulis buku hampir-hampir tidak mendapat royalty apa-apa dari buku -buku yang ditulisnya. Sering kali dia mendapatkan bayaran hanya bila diminta ke penerbit dan itupun hanya dalam jumlah yang kecil saja. Selain Jacob, pengarang NH Dini juga pernah mengeluhkan kecilnya royalty yang didapatnya dari sekian banyak bukunya sehingga untuk biaya berobatpun harus minta bantuan teman-temannya. Hal ini tentu berbeda sekali dengan para pengarang di luar negeri yang bisa hidup mapan hanya dari menulis buku.

Persoalan yang dihadapi penulis Indonesia sangatlah beragam. Pertama, kecilnya persentase penghasilan yang didapat penulis dari buku yang ditulisnya ,yaitu hanya sekitar 10% dari harga jual buku. Katakan seorang penulis yang menulis buku dengan oplah sekitar 3000 eksemplar dengan harga Rp 50.000,-, dengan royalty 10% akan mendapatkan sekitar Rp 15 juta. Namun pembayarannya adalah berdasarkan jumlah buku yang terjual sehingga jumlah yang diterima untuk periode tertentu pastilah sangat kecil hingga buku terjual habis. Sementara penerbit sekaligus menjadi toko buku akan mendapatkan 90% dari harga jual ,yaitu total sekitar Rp 135 juta bila semua buku terjual.Itu baru dari satu buku.

Kedua, tingkat pembajakan di Indonesia yang masih tinggi ,khususnya buku-buku yang popular dan buku wajib, membuat jumlah buku resmi yang terjual menjadi sedikit. Otomatis royalty yang diterima oleh penulis pun akan ikut merosot. Pengarang buku laris “Laskar Pelangi” Andrea Hirata pun mengakui betapa masifnya pembajakan buku yang ditulisnya sehingga hatinya miris saat melihat buku yang hendak ditandatanganinya saat peluncuran adalah buku bajakan.

Ketiga, tingkat kebutuhan membeli buku masyarakat Indonesia belum cukup besar. Dampaknya adalah pada rendahnya oplah setiap buku yang dicetak. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa, jumlah tiras tertinggi katakan sekitar 5000 eksemplar tentu tergolong kecil. Namun penyebabnya bisa juga diakibatkan tingginya harga buku,sementara jumlah buku yang dibutuhkan bukan hanya satu buku..

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi penulis Indonesia , ada beberapa alternative solusi yang bisa ditempuh. Pertama, pemerintah harus menetapkan persentase minimal yang menjadi hak penulis, misalnya 30% dari harga buku. Dengan penetapan persentase minimal tersebut, penulis akan terlindung dan terjamin hak-haknya dan bisa menutup biaya yang telah dikeluarkan selama proses penulisan buku tersebut maupun biaya penulisan buku selanjutnya.

Kedua, Pemerintah harus secara proaktif memberantas praktek pembajakan buku. Tindakan konkrit antara lain berupa undang-undang yang menetapkan hukuman penjara berat untuk pelaku dan pengedar buku bajakan. Selama ini terlihat bahwa pemerintah dan aparat penegak hukum seperti tutup mata dengan kondisi yang ada. Terbukti dengan penjualan buku-buku bajakan secara bebas di beberapa tempat penjualan buku. Selain itu, pemerintah dan asosiasi penerbit perlu mengkampanyekan anti buku bajakan kepada masyarakat khususnya siswa seolah dengan menjelaskan tujuan kampanye tersebut.

Ketiga, penerbit dan pemerintah harus berupaya menurunkan harga buku untuk menghindari praktek pembajakan dan sekaligus menaikkan oplah buku yang dicetak. Upaya menurunkan biaya produksi buku bisa disiasati dengan menampilkan iklan yang sesuai dengan isi buku tersebut. Namun perusahaan mau membayar iklan umumnya jika tiras buku dalam jumlah yang tinggi. Dengan harga buku yang lebih murah berkat subsidi iklan, akan lebih mudah manikkan jumlah oplah buku sehingga lebih banyak masyarakat yang mampu membeli buku tersebut.

Keempat, para penulis sudah saatnya tidak terlalu bergantung dengan penerbit dan toko-toko buku besar. Maraknya percetakan dengan biaya murah telah memungkinkan pengarang untuk menerbitkan sendiri buku-bukunya (Self Publishing). Untuk pemasaran bisa dilakukan secara langsung melalui internet. Beberapa pengarang seperti Sapardi Djoko Damono dan Dewi Lestari telah mulai menerbitkan sendiri bukunya dan menjualnya melalui internet. Para penerbit besar juga sebenarnya sudah mulai melakukan penjualan online lewat internet.

Kemajuan suatu bangsa antara lain ditandai seberapa banyak buku-buku yang diterbitkan Negara tersebut. Kontinuitas penulisan buku-buku bermutu yang mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas dari tingkat kesejahteraan para penulis buku tersebut sehingga mereka bisa fokus dan mampu membiayai kehidupannya sehari-hari maupun untuk penelitian buku-bukunya selanjutnya. Pemerintah, asosiasi penerbit dan penegak hukum wajib berperan serta sesuai fungsinya untuk mengangkat derajat para penulis yang selama ini terabaikan. Penulis atau pengarang adalah inti (Core) dari industri buku itu sendiri yang ditopang oleh penerbit dan jaringan toko buku. Tanpa penulis, tidak akan ada ilmu atau buku yang dicetak.

Proyek Buku Keroyokan (Antologi) Cerita Motivasi

by Muhammad Rasyid Ridho on Saturday, 16 October 2010 at 21:11


"sukses besar adalah rangkaian sukses yang kecil-kecil"
rencana Judul Buku nanti
  • "Kisah Sukses Mini, Untuk Motivasi Maxi"
  • "Kisah Prestasi Kecil, Untuk Motivasi
assalamualaikum wrwb,
saya mengajak sobat flp (forum lingkar pena) di seluruh dunia dan sobat umum (bukan member flp) untuk menuliskan kisah nyata cerita kesuksesan kecil namun berkesan di hati sehingga bisa memotivasi,
mudah-mudahan dengan menjadi buku akan banyak memotivasi diri dan orang banyak yang mebacanya.

Syarat dan Tema:
  1. Naskah berbasis kisah nyata
  2. Naskah Asli karya sendiri
  3. naskah belum pernah dipubilkasi di media cetak komersial nasional dan/atau daerah)
  4. Naskah boleh bersumber dari publikasi  blog pribadi seperti: multiply,  blogspot atau note/catatan FB
  5. Tema Cerita Kesuksesan kecil, antara lain di bidang prestasi sekolah, pekerjaan, cinta, pernikahan dan/atau keluarga
  6. Naskah Boleh dari Pengalaman diri sendiri atau orang lain, nama tokoh dan tempat boleh disamarkan untuk menjaga privasi.

adapun hal teknisnya
  • 1. Ketik dalam MS Word, minimal 3 halaman A4
  • 2. font: times new roman, ukuran 12,
  • 3. spasi: 1.5
  • 4. Kirim ke:   ideanas@yahoo.com     subject: Motivasi
  • 5. Batas waktu 17-nov-2010

insya ALLAH bila naskah selesai terkumpul minimal 100 halaman, maka naskah akan sy kirim ke penerbit gema insani press atau penerbit lingkar pena publishing

rencana Judul Buku nanti
  • "Kisah Sukses Mini, Untuk Motivasi Maxi"
  • "Kisah Prestasi Kecil, Untuk Motivasi "

demikian
atas perhatian n keikutsertaannya sy ucapkan terima kasih
wassalamualaykum wr wb

Anas
(staff humas flp depok)


SEKILAS INFO
PEREKRUTAN ANGGOTA BARU FLP  klik
http://www.facebook.com/note.php?note_id=454185548928&id=1243490363&ref=mf


Ekspresi Seni dalam Sampul Buku

Dulu kover atau sampul buku di Indonesia nyaris hanya menjadi sarana memajang judul saja. Seiring perkembangan teknologi cetak dan visual, sampul buku kian beragam sesuai selera desainer dan penerbit.
Lihat saja kover novel Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer, sastrawan terkemuka kita, yang diterbitkan ulang oleh Lentera Dipantara tahun 2006. Buku ketiga dari tetralogi karya Pulau Buru ini pernah diterbitkan Hasta Mitra tahun 1980-an dan dilarang pada zaman Orde Baru.

Sampul itu berwarna coklat pastel dengan fokus seorang laki-laki sedang mengetik. Latar belakangnya, sebuah bangunan dengan sejumlah orang sibuk berdiskusi. Samar-samar terselip juga halaman koran Medan Prijaji.

Rangkaian gambar itu segera mengajak kita berimajinasi tentang penulis. Kerumunan orang menggambarkan suatu pergerakan. Sementara bangunan bergaya Indies mengingatkan kita pada masa penjajahan.
Memang, novel ini mengisahkan kehidupan pemuda bernama Minke. Dia merintis pendirian koran dan menggalang pemberdayaan masyarakat pribumi.

”Saya ingin mengajak pembaca langsung masuk ke atmosfer saat itu, sekaligus menunjukkan semangat juang masyarakat pribumi,” kata Ong Hari Wahyu (50), perancang sampul buku Jejak Langkah.

Kreasi

Kreasi visual itu muncul setelah Ong berdiskusi dengan Pramoedya Ananta Toer. Suatu ketika, pengarang itu mengunjungi Ong di rumahnya di Kampung Nitiprayan, Yogyakarta. ”Dia meminta dibuatkan kover yang memberi semangat. Katanya, orang pribumi harus bekerja, jangan inferior, jangan malas,” kata desainer itu mengenang.

Dengan pendekatan serupa, Ong membuat kover untuk tiga buku lain, yaitu Bumi Manusia, Anak semua Bangsa, dan Rumah Kaca. Sampul masing-masing buku itu mengolah foto-foto lama yang digarap lagi dengan teknologi digital komputer. Dengan begitu, kekuatan rupa lokal tersajikan dalam bahasa rupa modern.
Ong, yang mulai merancang sampul buku sejak awal tahun 1980-an, termasuk salah satu desainer yang konsisten mewarnai buku-buku di Tanah Air. Karyanya mewarnai buku-buku terbitan Bentang, Pustaka Pelajar, LKiS, Hastra Mitra, atau Lentera Dipantara. Selain menonjolkan ekspresi seni, karyanya banyak menyuguhkan khazanah lokal Nusantara.

Ong kerap berangkat dari foto-foto lama. Kadang, dia mengolah lukisan karya seniman lokal. ”Lokal itu keren, tak ada duanya di tempat lain, dan itu mencerminkan kekuatan diri kita sendiri,” katanya.

Digital

Berbeda dengan Ong, beberapa desainer kover buku lebih muda memilih bersikap lebih terbuka pada citra visual global. Mereka enteng saja mengunggah foto-foto baru, gambar digital dari internet, atau ikon lain yang jamak berseliweran di dunia maya. Gambar-gambar itu diolah dengan teknologi digital.

Salah satunya, sebagian buku terbitan Mizan atau anak penerbitan di bawah kelompok ini, seperti Hikmah dan Lingkar Pena. Sebagian kover buku-buku itu cenderung futuristik dan menonjolkan corak visual digital.
Ambil contoh saja novel Existere: Betapa Dia Memahami Getirnya Sebuah Pilihan tulisan Sinta Yudisia (penerbit Lingkar Pena, tahun 2010). Buku ini mengisahkan perempuan yang terseret dalam dunia prostitusi di kawasan Dolly, Surabaya. Tokoh itu terjebak di antara jerat bisnis berahi, keinginan menjadi ibu, dan tampil sebagai perempuan baik-baik.

Novel itu diluncurkan dengan sampul wajah perempuan cantik. Wajah itu tampak seperti diukir dengan ornamentasi yang melingkar-lingkar dan berlapis. Warna dasar toska mengesankan sifat feminin, sementara ornamen mengentalkan kesan rumit.

”Itu tafsir saya atas tarik-menarik kepribadian perempuan dalam novel. Saya selalu ingin menggambarkan sosok tokoh yang menjadi pusat drama. Bukankah itu bahasa visual yang mudah dipahami masyarakat umum?” kata Windutampan (34), perancang sampul buku itu.

Tipografi

Di antara kover buku yang dipenuhi permainan gambar, masih ada buku- buku yang lebih mengacu pada permainan tipografi atau bentuk aksara judul saja. Salah satunya, Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang ajek menerbitkan sebagian buku dengan kover berisi judul dengan huruf-huruf besar. Nyaris tanpa gambar atau foto.

”Kalau judulnya sudah informatif, kami langsung memainkan teks pada sampul. Itu lebih cepat terbaca dan sampai di benak calon pembeli ketimbang memainkan bahasa gambar yang butuh perenungan lama,” kata Agus Purwanto, salah seorang desainer kover buku Gramedia.

Agus memberi contoh buku The 8th Habit: Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan tulisan Stephen R Covey (terbit tahun 2005). Kover buku ini mengandalkan teks judul. Berlatar putih bersih, aksara itu ditulis dalam font Palatino berukuran besar dengan warna hitam, biru, dan merah untuk angka ”8”.

Desainer lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa Jurusan Desain Grafis Yogyakarta itu mengaku sengaja tak menampilkan wajah pengarang. Dia juga tak memunculkan gambar. ”Judulnya sudah sangat kuat sehingga tak perlu dibantu foto atau gambar. Font Palatino pas karena indah, tetapi tegas,” kata Agus yang merancang kover buku Gramedia sejak tahun 1991. (Ilham Khoiri)

Sumber: Kompas, 17 Oktober 2010

Buku Keroyokan Kompasianer

Undangan menulis
Maaf teman-teman Kompasianer, hari ini baru bisa lapor soal buku keroyokan, dikarenakan saya sedang ada kegiatan rumah.
Langsung saja, ya. Singkatnya, setelah bicara dengan Teteh Pipiet Senja, beliau sangat mendukung proyek buku keroyokan dari kompasianer ini. Beliau akan membantu untuk proses penerbitannya. Terima kasih banyak untuk Teh Pipiet.
Adapun bahan tulisan yang nantinya dibukukan itu :

1. Dikumpulkan, sementara ke saya dulu aja, ya. Kirim ke email aja. sarashlm@gmail.com.
2. Saya dan Teh Pipiet akan menyeleksi tulisan-tulisan yang masuk. Editing juga akan saya usahakan bantu. Namun, selanjutnya, saya coba akan menghubungi pihak yang kompeten untuk menjadi juri atau penyeleksi, dan juga editor.
3. Pihak yang berkompeten itu, sebagai juri maupun editor, saya harapkan dari Kompasianer juga.
4. Tulisan yang dikirim, diharapkan berupa tulisan inspiratif.
5. Jumlah halaman pertulisan diketik di word, dengan extension *.doc. (Jika dicetak di atas ) Ukuran kertas kuarto, spasi 2, sekitar 4 - 5 halaman. Bisa lebih bahkan bisa kurang.
6. Diharapkan menulis dengan metode penulisan yang baik, dengan penggunaan tanda baca yang benar.
7. Tema tulisan yang pernah kita bicarakan adalah tentang masa depan Indonesia. Dan kemarin kami menyetujui tema yang lebih spesifik, yaitu “Fenomena-fenomena yang membuat Indonesia menjadi lamban untuk maju, susah untuk maju, dan lain-lain”.
8. Pengembangan tema ini, bisa dituliskan dalam kisah-kisah inspiratif, opini, essay maupun fiksi. Untuk fiksi (prosa maupun puisi), diusahakan seperti tidak terlalu imajinatif, bisa berangkat dari kisah nyata atau pengambilan contoh dari kisah nyata.
9. Waktu pengumpulan tulisan, hingga 5 November 2010. Waktunya masih lama, jadi siapkan tulisan yang terbaik.
10. Tidak masalah jika memang pernah ditayangkan di Kompasiana (maupun blog lain), namun saya kira teman-teman mengerti agar pembaca nantinya mendapat tulisan yang baru. Mungkin diubah sana-sini, diberi lagi “kedalaman“, dan diberi lagi “kekuatan” pada tulisan tersebut.
11. Hal yang penting lainnya adalah, dan patut mendapat pengertian yang tinggi, naskah tulisan belum tentu bisa diikutsertakan. Maaf, ini demi kebaikan bersama, pastinya ada proses penyeleksian. Begitu juga soal revisi, penulis wajib bersedia untuk merevisinya. Kami bukanlah editor yang baik, namun jika memang kami mendapat tulisan yang menurut kami di tahap awal adalah “kurang”, maka kami akan meminta ke penulis untuk memperkaya tulisan tersebut.
12. Jika kuota telah terpenuhi, namun tulisan yang masuk melebihi kuota, kami akan memilih kembali, yang mana yang akan didahulukan untuk dicetak.
13. Oh, ya. Paling mudah adalah (kemarin ada obrolan tentang ini dengan Teh Pipiet) tema-tema yang diangkat yang berkisar dengan lingkungan/warga sekitar kita aja. Tapi kalau mau nasional juga ngga apa-apa, yang penting fenomena itu adalah fenomena yang sudah umum.
14. Soal jatah halaman untuk per-kompasianer sebenarnya pernah dibicarakan, 4 - 5 halaman. Jadi kalau ada tulisan esai hingga 5 halaman, dianggap cukup mewakili untuk kompasianer tersebut. Dan jika puisi atau tulisan pendek, bisa mengisinya dengan 4 atau 5 artikel.  Namun, saya kira, kirimkan aja dulu beberapa tulisan, kan nanti ada penyeleksian.
15. Hmm .. apalagi, ya?  Segitu aja dulu, ya. Kalau ada diskusi atau masukan, akan langsung diupdate di artikel ini, sehingga nantinya menjadi panduan yang jelas.
Ada usulan bagus untuk aturan di laporan kegiatan nantinya. Usulan dari Om Zuhdi. Silakan dicek.

http://media.kompasiana.com/group/new-media/2010/10/18/usulku-mengenai-buku-keroyokan/

LOMBA SASTRA

GBSI di UPI Bandung
1.Lomba tulis esai bahasa piala balai bahasa
tema:Membangun karakter bangsa yang kokoh melalui pendidikan bahasa dan sastra. pendaftaran Rp 25.000,-/judul hub restu 085722685525

2.Lomba tulis puisi piala rektor
tema bebas
pendaftaran Rp 25.000,-/judul . hub indah 081931421472

3.Lomba cipta cerpen piala gubernur
tema bebas katagori SMP/SMA/mahasiswa dan umum se-Indonesia
pendaftaran Rp.25.000,-/judul. hub fatwa 085720093048

4.Lomba baca puisi piala rendra
katagori pelajar 27 okt 2010 pendaftaraan Rp.35.000,- katagori umum 28 okt 2010 pendaftaran Rp.40.000,-/org . hub yessy 085692771952

5.lomba musikalisasi puisi tgl 29 okt 2010
dari puisi Sapardi Djoko Darmono, durasi 7 menit /hub willi 085814665747

email gbsi2010_sastrasiaupi@yahoo.com
rekening 0153779182 BNI cabang UPI Bandung

Pelatihan Menulis: Satu Hari Bikin Buku!

Terkini dari Asma Nadia Writing Workshop!

Satu Hari Bikin Buku!
Workshop kepenulisan non fiksi
dan penerbitan buku


Sesi Pertama (Workshop kepenulisan non fiksi)

Tahukah Anda, bahwa menulis non fiksi lebih mudah dari fiksi?
Lebih dari itu, sebagian besar buku-buku non fiksi lebih laris dari buku fiksi, kenapa?
Yang lebih gila lagi, ternyata untuk menjadi penulis buku non fiksi, Anda tidak perlu jago menulis.
Banyak penulis buku non fiksi yang sukses padahal mereka bukan penulis yang baik.
Beberapa penulis buku best seller dunia bisa menjual menjual puluhan juta eksemplar bukunya tanpa banyak menulis dalam bukunya.
Bahkan ada penulis buku non fiksi yang tidak perlu menulis sama sekali tetapi bisa menjual lebih dari 1 juta buku di seluruh dunia.

Heran?:) Temukan rahasianya di workshop kepenulisan non fiksi.

Apakah penulis fiksi perlu ikut workshop ini?
Tentu saja.
Penulis fiksi akan memiliki ruang lebih banyak di dunia penerbitan dengan menguasai kepenulisan nonfiksi.
Apa saja yang Anda dapatkan dari workshop ini:

Bagaimana menemukan ide?
Bagaimana membuat pengalaman Anda menjadi inspirasi?
Bagaimana membuat keseharian kita menjadi inspirasi?
Bagaimana mengubah ide yang sebenarnya cukup ditulis di selembar menjadi jadi buku tebal yang kaya informasi?
Bagaimana mengubah ide yang bisa diungkap dalam beberapa kalimat, menjadi buku yang terdiri atas ribuan dan membuat pembaca penasaran?
Bagaimana menemukan informasi yang harus ditonjolkan dalam sebuah buku?
Bagaimana menyimpan informasi menarik dalam sebuah tulisan?
Bagaimana membuat tulisan lepas manjadi satu kesatuan, bagaimana menyusun tulisan pendek menjadi layak diterbitkan dalam buku, bagaimana ide sederhana menjadi ide yang mempunyai daya jual tinggi.


Sesi Kedua
(Workshop penerbitan buku fiksi/non fiksi)

Apakah Anda ingin karyanya diterbitkan dalam bentuk buku?

Pelatihan ini cocok untuk motivator, guru, penceramah, orang tua, pekerja, professional, orang tua, yang ingin pengalaman dan pengetahuan Anda diterbitkan dalam bentuk buku.

Pelatihan ini juga tepat untuk penulis yang karyanya belum dibukukan dan ingin dibukukan atau penulis yang sudah punya buku dan ingin ditingkatkan kualitasnya. Workshop akan membahas tuntas tentang trik membuat buku best seller.

Peserta juga akan mendapat ilmu tentang mempromosikan buku dan pengarang, menentukan positioning, memasarkan buku, mendistribusikan buku, memasukkan buku ke toko buku besar, menentukan harga jual buku, merintis penerbitan buku sendiri, menghitung royalti, editing, menentukan judul, meminta endorsment, melayout naskah, design cover, menentukan ukuran buku yang ideal, membangun komunitas, positioning sebagai trainer, mengitung cetakan, mengurus ISBN, dsb.

Workshop diadakan pada Sabtu tanggal 6 November 2010 di Jakarta Desain Centre.

Jam 09.00 - s.d. 17.000
Biaya Rp 350.000 per peserta

Early Bird Rp 300.000 sebelum tanggal 25 Oktober.

Khusus peserta workshop sebelumnya biaya hanya Rp 250.000

Daftar langsung dua orang masing masing Rp 250.000

Yang berminat hub Roonie 081282210742

Peserta pelatihan workshop kepenulisan Asma Nadia sebelumnya sangat dianjurkan untuk mengikuti workshop ini karena materinya berbeda total materinya dan memperkuat materi sebelumnya.

Senin, 18 Oktober 2010

Temu Sastrawan Indonesia III

Waktu
28 Oktober jam 9:30 - 31 Oktober jam 16:00

TempatTanjung Pinang, Riau

Dibuat oleh:

Info Selengkapnya"...Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, akan menjadi tempat digelarnya perhelatan baser Temu Sastrawan Indonesia III, tanggal 28-31 Oktober mendatang ... dengan pembicara Budi Darma, Katrin Bandel, Nanang Suryadi, Putu Wijaya, Akmal Nassery Basral, Faruk HT, Keitch Foulcer, Hasanuddin WS, Amien Sweeny, dam Al Azhar..."

INFO SELENGKAPNYA ?? Buka situs ini :
http://sastra-indonesiaraya.blogspot.com/2010/09/temu-sastrawan-iii-di-tanjungpinang.html

Bedah Buku "Sepasang Mata yang Cemburu" Karya: Ali Ibnu Anwar

Waktu
27 Oktober · 9:00 - 11:30

TempatKampus Universitas Indraprasta JAKARTA

Dibuat oleh:

Info SelengkapnyaHub: Siti Hajar ph. 081236651007

Indent Buku Soeharto Jaman Jepang, Belajar HAM, atau Kamus ORBA

Waktu
Hari ini jam 17:00 - 10 November jam 17:30

TempatDepok
Jl. Pala No. 4B Beji Timur Depok 16422
Depok, Indonesia

Dibuat oleh:

Info Selengkapnya
Jangan lewatkan proram Indent Buku Komunitas Bambu!

Indent salah satu di antara 3 buku ini. Anda akan mendapatkan harga khusus diskon 25%. Program indent ini berlaku dari tanggal 18 Oktober - 10 November 2010.

Belajar Memahami HAM
...
Penulis: Zeffry Alkatiri
Terbit : 2010
Detail: SC, 14 x21 cm, viii + 120 hlm
Harga: Rp. 35.000,-

Sinopsis Buku
Dewasa ini, isu-isu tentang Hak Asasi Manusia semakin ramai dan seksi dibicarakan, baik oleh kalangan akademisi, politisi, militer, maupun aktivis. Konsep HAM yang berbeda tentu saja mengakibatkan praktik penerapan yang berbeda pula. Belum lagi beragamnya tafsir HAM yang semakin meramaikan perdebatan tentang apa saja dan bagaimana melindungi hak asasi.

Banyak literatur yang membicarakan tentang Hak Asasi Manusia. Kelebihan buku ini adalah mengkaji HAM melalui pendekatan sejarah. Ditulis dengan ringkas, cermat dan lugas, namun tidak membuat buku ini terkesan biasa saja. Pemaparan fakta, permasalahan dan solusi yang diambil, menjadikan buku kecil ini cukup mumpuni untuk dijadikan acuan ketika membicarakan HAM. Pemilihan gaya bahasa yang renyah, membuat buku karya Zeffry Alkatiri ini mudah dipahami. Tak salah jika buku ini diberi judul Belajar Memahami HAM.


Judul Buku: Soeharto Jaman Jepang
Penulis: David Jenkins
Harga: Rp. 70.000,-
Tebal: 256 Halaman
Ukuran: 14 x 21 cm

Sinopsis

Inilah perjalanan hidup Soeharto di usia awal 20-an, di masa-masa yang penuh gejolak dan perubahan kondisi sosial politik yang tak terduga. Pulau Jawa di awal 1942 dalam keadaan panik dan bingung. Menyerahnya Belanda kepada kekuatan Jepang telah membalikkan mitos keunggulan bangsa Eropa (Belanda). Kekuasaan tanpa tantangan di Jawa selama 110 tahun itu berakhir hanya delapan hari pertempuran. Rakyat Jawa, termasuk Soeharto, seperti tersadar bahwa ternyata ada yang melebihi superioritas Eropa, yaitu saudara sesama Asia, Jepang, yang bertempur dengan roh spiritual, semangat juang dan tanggungjawab atas kewajiban suci kepada Kaisar Jepang. Dan semua itu adalah nilai-nilai yang sangat dipahami orang Jawa.

Soeharto muda, dengan ketenangan, loyalitas, kecakapan dan kesederhanaan perilakunya, telah memberi kesan mendalam bagi para instrukturnya, para perwira Jepang, di Peta. Berkali-kali Soeharto mendapatkan tugas khusus dan penting, termasuk tugas melatih kembali batalyon Peta Blitar setelah mereka melakukan pemberontakan, suatu tugas yang sangat sensitif.

David Jenkins, wartawan senior Australia ini, tidak main-main mengumpulkan segala keping puzzle, menyatukan ingatan tokoh-tokoh yang terlibat di masa muda Soeharto, yaitu para pejabat Tentara ke-16 AD Jepang dan Beppan serta kawan-kawan Soeharto di Peta. Lewat serangkaian wawancara, David Jenkins mendapatkan temuan-temuan menarik dan humanis, melengkapi daftar referensi yang membuat buku Soeharto di Zaman Jepang ini bukan sekadar sajian intelektual, tapi juga sebuah tuturan riwayat yang informatif atas seorang pemuda, yang karena kecakapan sekaligus keberuntungannya, kelak menjadi penguasa sebuah rezim, Orde Baru.


Judul Buku: Kamus Kejahatan ORBA
Penulis: Harsutedjo
Harga: Rp. 55.000,-
Tebal: 332 Halaman
Ukuran: 14 x 21 cm

Buku ini disusun dengan tujuan membeberkan potensi kekayaan luar biasa Nusantara beribu pulau serta kedudukan internasionalnya. Akan tetapi kekayaan melimpahruah itu sebagian besar telah digadaikan kepada kaum kapitalis asing dan dalam negeri yang berkolusi dengan para penguasa. Sedang rakyat banyak hanya menjadi kuli di negeri sendiri maupun di negeri orang. Sebagai disebut Bung Karno kuli di antara bangsa kuli, 100 juta rakyat miskin, jauh dari fasilitas minimum pendidikan dan kesehatan. Negeri dijarah dirusak habis-habisan secara fisik (hutan dan gunung, hutan mangrove, flora dan fauna, pantai, sungai, danau, situ, rawa, laut), di samping dirusaknya moral bangsa, rusaknya institusi adat, dijarahnya peninggalan sejarah dst.


Info lebih lanjut hubungi:
Komunitas Bambu
Jl. Pala 4B Beji Timur Depok 16422
Telp/Fax. 021-77206987
CP Ratno: 081513124200
e-mail:komunitasbambupemasaran@yahoo.com
www.komunitasbambu.com