Promosi Online Pertama

Promosi Online Pertama
PromotionCamp merupakan perusahaan promosi Online pertama di Indonesia.

Kamis, 14 Oktober 2010

Pola Umum Fiksi Fantasi

Dalam pemaparan proses kreatif menulis novel VarchLand di Yayasan Umar Kayam Yogyakarta (1/5), Adi Toha mengatakan bahwa menulis novel genre fiksi fantasi mudah-mudah sulit. Membangun sebuah fictional world yang sama sekali baru–meski pada beberapa hal bisa jadi merupakan adopsi dari dunia nyata yang ada–tak semudah yang dibayangkan.
Adi Toha lalu menyitir pendapat Joseph Champbell dalam The Hero of a Thousand Faces soal pola-pola tertentu dalam alur cerita mitologi yang bisa diterapkan menjadi pola standar dalam penulisan fiksi fantasi. Nyaris semua fiksi fantasi yang pernah ditulis mengkikuti pola baku ini.
Tokoh utama (sang hero) dalam fiksi fantasi akan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Sang hero diperkenalkan dalam sebuah dunia yang terlalu biasa baginya.
2. Sang hero terpanggil untuk bertualang. Alasannya bisa bermacam-macam: untuk menyelamatkan sang putri, menyelamatkan masyarakatnya, atau karena dorongan hati.
3. Sang hero bertanya-tanya apakah petualangan yang nantinya benar-benar untuk dirinya. Pada titik ini ia dilanda keraguan antara berdiam di dunia lamanya atau meninggalkannya menuju dunia baru yang masih misterius.
4. Sang hero mendapatkan dorongan untuk bertualang dari seorang tua yang bijak atau seorang wanita. Orang tua iniah yang akan menjadi mentornya dalam petualangan.
5. Sang hero mengalami tantangan pertama, yang membuat perjalanannya tidak akan mengenal titik kembali.
6. Sang hero akan bertemu dengan beberapa orang yang akan membantunya dalam perjalanan serta mengalami serangkaian ujian dan latihan yang akan semakin menambah kualitas sang hero.
7. Sang hero akan menghadapi bahaya yang lebih besar untuk menguji sejauh mana keberaniannya. Terkadang, sang hero justru akan menghadapi ketakutan terbesar dalam dirinya.
8. Sang hero menghadapi musuh terbesarnya dan tak jarang justru mengalami titik kritis antara hidup dan mati.
9. Setelah mengalami titik kritis, sang hero menghunus pedang, atau mengucapkan mantra pamungkas, atau mendapatkan benda ajaib, sehingga berhasil selamat dan mendapatkan harta karun atau sang putri atau apa pun yang menjadi alasan petualangannya.
10. Sang hero melakukan perjalanan pulang, namun bukan berarti petualangan telah selesai, masih ada tantangan-tantangan yang menunggu sang hero.
11. Sang hero menjadi manusia biasa yang baru, berbekal pengalaman dan pengetahuannya, atau harta karun yang didapatkannya.
12. Sang hero kembali ke masyarakatnya dan kembali hidup di tengah-tengah mereka, dengan pengetahuan dan pengalaman yang baru untuk diceritakan. (GM/IBOEKOE)

 Sumber: IBOEKOE, 05 May 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar